Inovasi Perenyah Keripik dari Limbah Cangkang Telur

Inovasi Perenyah Keripik dari Limbah Cangkang Telur
David Tjandra Nugraha, mahasiswa UKWMS, inovator perenyah keripik dari bahan limbah cangkang telur, Humas UKWMS.

HARIANRIAU.CO – Berawal dari rasa penasaran akan alternatif sumber kalsium klorida yang lebih food grade (aman untuk dimakan), dan mudah didapat untuk perenyah keripik.  Akhirnya, David Tjandra Nugraha pun berinovasi, dengan memanfaatkan limbah pangan cangkang telur. 

Keripik merupakan salah satu produk makanan ringan yang digemari oleh konsumen, dengan ciri khas bentuknya yang tipis dan renyah. Umumnya untuk meningkatkan kerenyahan keripik, industri pangan menggunakan larutan kalsium klorida untuk merendam irisan bahan mentah. 

Kalsium klorida komersial, kebanyakan diproduksi dari batu kapur, dan dihasilkan oleh
industri besar dengan menambang.  David, adalah mahasiswa  Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), kampus yang turut memberikan 20 kuota kuliah gratis melalui beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) Medcom.id.

Ia berinovasi dengan memanfaatkan limbah pangan cangkang telur untuk mendapatkan alternatif kalsium perenyah keripik yang aman untuk dimakan.  “90% kandungan dari cangkang telur adalah kalsium, artinya bisa menjadi salah satu sumber kalsium terbaik,” ungkap David dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, di Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.

Limbah cangkang telur pun relatif mudah dijumpai.  Jumlahnya kian meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah pelaku usaha pangan.

Selain itu, mengolah limbah menjadi produk yang lebih bermanfaat serta food grade juga memberikan kontribusi positif untuk kelestarian lingkungan.  Cangkang telur termasuk limbah pangan yang selama ini masih belum banyak dimanfaatkan.

Kondisi ini yang membuat David bersama beberapa rekan mahasiswa jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UKWMS melakukan proses ekstraksi.  Sehingga berhasil memisahkan sebagian kalsium yang ada pada cangkang telur.

Penelitiannya sendiri sudah dimulai saat David masih semester enam. Kala itu ia mengangkat
topik utama pemanfaatan limbah cangkang telur untuk peningkatan mutu produk pangan dalam
sebuah seminar nasional.

“Kalau hanya berupa kalsium saja tentu belum bisa dimanfaatkan langsung, maka saya lanjutkan hingga memanfaatkan kalsium cangkang telur tadi ke proses pengolahan pangan yaitu pembuatan keripik," kata David yang dibimbing oleh Ignasius Radix Astadi Praptono Jati dan Adrianus Rulianto Utomo dalam skripsinya ini.

Kalsium cangkang telur hasil ekstraksi tersebut berhasil meningkatkan kerenyahan dari keripik yang mereka buat.  Pengalaman tak terduga dan kendala pun tak luput selama penelitian.

Ia dan rekan-rekannya harus mencari cangkang telur di pengolahan makanan terdekat, seperti toko roti, restoran mie, dan semacamnya. Setelah didapat cukup banyak, muncul kendala, karena mereka harus membersihkan sisa telur dan mengecilkan ukurannya agar bisa diekstraksi.

Prosesnya butuh waktu dan dedikasi, karena selama seminggu penuh dan bahu membahu, mereka membersihkan sekitar 1.500 cangkang telur ayam.

Kendala lainnya adalah saat hendak melakukan analisa terhadap kemurnian kalsium hasil
ekstraksi. “Karena pemanfaatan kalsium cangkang telur untuk berbagai pengolahan pangan belum pernah ditemukan sebelumnya, butuh waktu agak lama melakukan trial and error dalam
menentukan metode analisa yang sesuai,” papar anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UKWMS tiga periode ini.

Baca: Memperkuat Pancasila Lewat Diskusi Pemikiran Gus Dur

Meskipun saat ini belum dapat diaplikasikan untuk skala komersial, David berharap penelitian
ini membuka kemungkinan pemanfaatan kalsium dari sumber lainnya. Penelitiannya juga dapat
menjadi dasar bagi penelitian lain yang ingin memanfaatkan limbah pangan terutama cangkang
telur.

Ia berharap akan ada koordinasi yang baik antara pemilik usaha pangan yang menghasilkan
limbah pangan, sehingga limbah berupa cangkang telur nantinya dapat dimanfaatkan dan tidak lagi menjadi limbah.









Sumber: medcom.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index