Mitos Tentang Transfusi Darah yang Perlu Kamu Tahu

Mitos Tentang Transfusi Darah yang Perlu Kamu Tahu
ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Transfusi darah menjadi sebuah kebiasaan yang hampir selalu dilakukan segelintir orang. Ini dipercaya bisa melancarkan sirkulasi darah yang tentu bermanfaat untuk tubuh.

Dikutip harianriau.co dari laman himedik.com, terlepas dari itu, ada beberapa mitos beredar yang mengatakan beberapa hal tentang transfusi darah. Berikut mitos yang perlu kamu tahu tentang transfusi darah.

1. Penyakit kronis

Ada beberapa kriteria kelayakan untuk mendonorkan darah. Penyintas penyakit kronis seperti HIV atau virus hepatitis memang dilarang namun penyintas kanker, kolesterol tinggi atau bahkan diabetes yang terkontrol masih bisa menjalani ini.

2. Takut pingsan

Mitos takut pingsan saat mendonorkan darah masih dipegang sebagian orang. Ini dirasa terlalu melebihkan, menurut survei Ohio University.

Selain itu, penulis survei ini juga mengatakan jika kadang orang juga melebih-lebihkan rasa sakit.

3. Orang bertato tidak bisa menyumbangkan darah

Jika tato berumur kurng dari satu tahun, maka kemungkinan kamu tidak akan bisa mendonorkan darah. Pasalnya antibodi dapa dideteksi selama periode ini jika jarum terinfeksi virus.

Namun jika kamu pergi ke tempat tato berlisensi maka kemungkinan infeksi akan sangat rendah. Sehingga kamu bisa menjalani transfusi darah.

4. Bebas melakukan apa saja setelah donor darah

Ada sejumlah aktivitas fisik yang harus kamu ikuti setelah menyumbangkan darah. Selama 24 jam pertama, hindari melakukan olahraga berat seperti angkat beban.

Jaga tubuh agar tetap terhidrasi. Jauhi alkohol dan juga jaga perban selama beberapa jam kemudian bersihkan daerah tersebut dengan sabun dan air.

Halaman :

Berita Lainnya

Index