Kisah Sedih Rasulullah Menahan Lapar dengan Menyelipkan Batu di Perut

Kisah Sedih Rasulullah Menahan Lapar dengan Menyelipkan Batu di Perut
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Nabi Muhammad adalah pemimpin umat Islam dan manusia yang paling dimuliakan oleh Allah SWT. Meskipun demikian, Rasulullah tidak hidup dengan harta yang melimpah, melainkan beliau hidup dalam kemiskinan.

Bukan berarti Rasulullah malas berusaha, tapi beliau sudah memberikan seluruh hartanya di jalan Allah demi kejayaan Islam. Jika beliau punya sepotong roti, lalu beliau melihat orang lain kelaparan, maka beliau akan memberikan seluruh rotinya itu meskipun beliau sendiri sangat lapar.

Untuk menahan rasa lapar tersebut, Rasulullah akan menyelipkan batu di perutnya. Ditambah lagi beliau tidak pernah menyusahkan para sahabatnya dengan banyak mengeluh, apalagi sampai minta-minta.

Pernah suatu ketika Rasulullah sedang memimpin sholat berjamaah. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah sendi-sendi tubuh Rasulullah bergeser.

Sesudah sholat, Umar bin Khattab yang merasa khawatir bertanya langsung kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah engkau menanggung penderitaan yang amat berat, apakah engkau sedang sakit?”

Lalu Rasulullah menjawab, “Tidak. Alhamdulillah aku sehat dan segar.”

Kemudian Umar bertanya lagi, “Lalu mengapa setiap kali engkau bergerak, kami mendengar seolah-olah sendi tubuh engkau saling bergesekan?”

Ada batu di perut Rasulullah untuk mengganjal rasa lapar.

Meihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun langsung mengangkat jubahnya. Para sahabat yang melihat amat terkejut, ternyata perut Rasulullah dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu itulah yang menimbulkan bunyi halus setiap kali Rasulullah bergerak.

Umar kembali lagi berkata, “Ya Rasulullah, adakah bila engkau mengatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya tinggal diam saja?”

Rasulullah menjawab, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apapun akan engkau korbankan demi aku. Tetapi apakah yang akan aku jawab nanti di hadapan Allah, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban umatnya?”

“Biarlah kelaparan ini jadi hadiah dari Allah agar kelak umatku tidak ada yang kelaparan di dunia ini dan lebih-lebih lagi tidak ada yang kelaparan di akhirat kelak.”

Sungguh mulia akhlak panutan kita semua. Beliau rela kelaparan agar umatnya tidak ada yang kelaparan. Meskipun Rasulullah adalah seorang pemimpin, tapi beliau tidak hidup dalam kemewahan, dan malah memberikan seluruh hartanya untuk umatnya.

Halaman :

#Khazanah

Index

Berita Lainnya

Index