LAMR Bekali Budaya Kearifan Lokal Kepada Kaum Millennials

LAMR Bekali Budaya Kearifan Lokal Kepada Kaum Millennials
Atok Rusli Syarif

HARIANRIAU.CO - Anak – anak muda yang saat ini berusia sekitar 15 – 35 tahun sudah termasuk bagian dari Millenils, akhir akhir ini generasi tersebut banyak di perbincangan terhadap Moral, Budaya, Etika Kerja, Ketahanan Mental dan Penggunaan Tehnologi, untuk mengatasi agar mereka tidak terjebak terhadap masalah Narkoba dan Radikalisme Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kawasan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau (Riau), memprogramkan akan merangkul anak – anak bagian Millenials untuk mengenal apa yang terkandung dalam Kearifan Lokal.

Salah satunya senjata ampuh di tengah masyarakat yang bisa menangkal kaum millenials terhadap pengedaran Narkoba dan Radikalisme harus diberikan pemahaman kepada mereka isi kandungan dalam kearifan local, yang layak memberikan pendidikan kearifan local kepada kaum millennials adalah Lembaga Adat, ujarnja.

Menurut Putra Kelahiran Air Molek ini banyak fakta dan mitos dalam beberapa tahun terakhir setiap hari bermunculan berita yang membuat keresahan dikalangan masyarakat  yang ditayangkan ke Publik  yang beredar tentang generasi millennials tidak semuanya benar dan tidak semuanya salah karena mereka sudah di nilai cendrung cuek pada keadaan social, terhadap perkembangan politik dan ekonomi, cendrung meninggalkan nilai - nilai agama, begitulah sedikit tentang pemahaman generasi millenials.

Untuk menambah wawasan agar tidak melakukan perbuatan melawan hukum dengan kondisi sudah kronis itu, Lembaga Adat membuka pikiran agar mereka stop menjadi anak muda yang keseharian meresahkan masyarakat mudah mudahan tidak akan terjadi lagi seperti yang ditayangkan Media Cetak, TV, Online dan Medsos terperosok pengaruh narkoba dan radikalisme.

“Hal itu sudah disampaikan dalam pertemuan dengan beberapa Tokoh Adat di Cafee Chikho di Air Molek, bahwa kearifan lokal menjadi daya perekat, kontrol, dan modal untuk menangkal peredaran narkoba dan radikalisme di Daerah ini,” kata Rusli Syarif, Minggu (13/7/2019) dikutip dari laman pelitariau.

Banyak hal bisa menangkal Anak – anak milenial agar tidak terjebak kepada tindakan hukum Tapi dalam fase kritis, karena mereka mungkin sangat plural, sudah tidak paham, bebernya.

Lanjut keponakan mantan bupati inhu (Drs H Mujtahid Thalib) itu menganjurkan agar Lembaga Adat Melayu Riau Kab Inhu bebas terhadap narkoba dan radikalisme yang sedang merusak Kaum Millennials anak bangsa dinegeri ini sudah seharusnya mereka dididik secara profesinaol, sehingga kedepan bisa menjadi palang pintu untuk mencegah masuknya Narkoba dan radikalisme di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Khususnya di Kawasan Kecamatan Pasir Penyu, Lirik, Sei Lala dan Rakit Kulim.

Sambung Cucu Alm Imam Besar Thalib itu, tugas utama kita adalah memberdayakan kebiasaan berbagai kearifan local melalui situs Islam moderat untuk menangkal situs-situs Islam radikal, sebelum mereka dikuasai oleh mafia dan Kartel - kartel kelompok radikal yang dapat merusak masa depan mereka.

Selain itu, melalui program kearifan local agar sukses kita akan menjaring kalangan menengah ke atas selain masyarakat juga akan menggandeng berbagai perusahaan besar seperti pimpinan perusahaan PT Tunggal Perkasa Plantations (TPP) dan PT Perkebunan Nusantara Lima (PN V)  sebab mereka yang membawahi banyak karyawan, hendaknya bersama – sama bisa mendukung untuk turut pro aktif memfasilitasi program yang akan dilaksanakan Insya Allah dalam waktu dekat ini akan digelar dalam kajian-kajian intren tentunya terdiri dari tokoh adat setempat.

Lokasi untuk mengenalkan program kearifan local nantinya akan dilaksanakan di Balai Adat Melayu Airmolek salah satunya seperti mempelajari isi yang terkandung dalam Alquran, Kesenian Pencak Silat, Lagu Senandung Melayu, Berzanji, Cacah Inai, Mempelajari Berbalas Panyun, Membaca Surat Kapal dan masih banyak kearifan local yang lainnya.

“Silahkan nanti dalam pertemuan dibahas berbagai kearifan local yang belum disebutkan mana yang pantas serta layak bakal didahulukan semuanya diserahkan kepada semua pihak nantinya,” pungkas Rusli.

Dampaknya akan terasa memiliki apa yang sudah terkandung didalamnya serta akan ditularkan kepada mereka berbagai budaya kearifan local, terutama sekali kelompok menengah ke atas pasti merindukan sebuah program dengan metode pembelajaran kearifan local agama yang dipercaya akan dapat diterima dikalangan millennials, jelasnya.

Selanjutnya Ketua Sementara LAMR Kawasan Pasir Penyu juga Tokoh Pendidikan Inhu yang hadir saat Diskusi, menambahkan kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan setempat local knowledge atau kecerdasan setempat local genious.

Bahwa kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu budaya yang diciptakan oleh aktor-aktor lokal melalui proses yang berulang-ulang.

“Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa budaya yang terkandung pada Nilai Norma, Etika, Kepercayaan, Adat Istiadat, Hukum Adat, dan Aturan - aturan Khusus,” Kata AMalik S Pd.

Menurutnya, Kearifan lokal suatu gagasan-gagasan, nilai-nilai atau pandangan dari suatu tempat yang memiliki sifat bijaksana dan bernilai baik yang diikuti dan dipercayai oleh masyarakat di suatu tempat tersebut dan sudah diikuti secara turun temurun.

Lanjut AMalik Contoh Kearifan Lokal seperti hutan larangan adat di desa Rumbio Kec Kampar Kab Kampar Prov Riau, di buat dengan tujuan untuk agar masyarakat sekitar bersama-sama melestarikan hutan disana, dimana ada peraturan untuk tidak boleh menebang pohon dihutan tersebut dan akan dikenakan denda seperti beras 100 kg atau berupa uang sebesat Rp 6.000.000,-  jika melanggar.

Kalau di Awig-Awig Lombok Barat dan Bali juga ada aturan adat yang menjadi pedoman untuk bertindak dan bersikap terutama dalam hal berinteraksi dan mengolah sumber daya alam dan lingkungan didaerah Lombok Barat dan Bali.

Lanjutnya di daerah Cingcowong Sunda/Jawa Barat kebiasaan kearifan local disana seperti upacara untuk meminta hujan, tradisi Cingcowong ini dilakukan turun temurun oleh masyarakat Luragung guna untuk melestarikan budaya serta menunjukan bagaimana suatu permintaan kepada yang Maha Kuasa apabila tanpa adanya patuh terhadap perintahNya.

Juga di Bebie Muara Enim – Sumsel merupakan tradisi menanam dan memanen padi secara bersama-sama dengan tujuan agar pemanenan padi cepat selesai, dan setelah panen selesai akan diadakan perayaan sebagai bentuk rasa syukur atas panen yang sukses.

Diujung diskusi mantan Kordinator Wilayah (Korwil) Disdik Kec Pasir Penyu itu beberkan di Inhu tidak sedikit peninggalan – sejarah dan kesenian ratusan jumlahnya yang sudah termasuk dalam kategori kearifan local seperti kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua terdahulu yang sudah ditinggalkan oleh anak penerus negeri ini (Milenial-Red).

Sebagai Pemerhati Budaya, sangat mendukung positif pemikiran yang sangat berlian dari Pengurus Lembaga Adat “Mudah - mudahan apa yang diimpikan bisa terealisasikan semoga Eksekutif dan Legislatif segera merespon supaya diterbitkan payung hukumnya semoga negeri ini bisa terlepas dari Narkoba dan Radikalisme,” jelas AMalik  biasa disapa Panglime.

Halaman :

Berita Lainnya

Index