Warna dan Bentuk Rambut Kemaluan Bisa Deteksi Penyakit

Warna dan Bentuk Rambut Kemaluan Bisa Deteksi Penyakit
Ilustrasi Miss V (shutterstock)

HARIANRIAU.CO - Saat ini sudah banyak macam-macam tes kesehatan agar Anda bisa mencegah dan mengetahui penyakit serius sejak dini. Sayangnya, tidak semua orang mungkin memiliki waktu maupun dana untuk memeriksakan diri.

Padahal masih ada cara lain untuk mendeteksi penyakit sejak dini, seperti melihat warna dan rupa rambut kemaluan. Meskipun hasilnya akan lebih akurat jika Anda memeriksakan kesehatan langsung ke dokter.

Melansir dari Healthline, berikut beberapa macam rupa rambut kemaluan beserta artinya dalam sisi kesehatan.

1. Rambut kemaluan putih

Apabila Anda semakin tua maka normal saja jika rambut kemaluan berwarna putih seiring berjalannya waktu. Tetapi, jika wambut kemaluan terlalu cepat memutih bisa jadi tanda suatu penyakit.

Rambut kemaluan putih terlalu cepat bisa menandakan kekurangan vitamin B-12, vitiligo dan infeksi jamur pada rambut kemaluan.

2. Rambut kemaluan abu-abu

Sama halnya dengan rambut kemaluan berwujud putih, rambut kemaluan abu-abu juga bisa tanda kekurangan vitamin B-12, kelainan kelenjar tiroid hingga hipofisis.

Tetapi, rambut kemaluan abu-abu dianggap normal jika bersamaan dengan perubahan warna rambut kepala yang memudar.

3. Rambut kemaluan menipis atau rontok

Umumnya, penuaan bisa menyebabkan kerontokan rambut kemaluan. Termasuk jika Jika produksi Dehydroepiandrosterone (DHEA) dari kelenjar adrenal diturunkan, salah satu gejalanya adalah hilangnya rambut kemaluan.

Tetapi, hal ini juga bisa menandakan suatu kondisi lainnya seperti sirosis hati, addison hingga efek pengobatan kanker. Karena itu, Anda perlu berkonsultasi kepada dokter.

4. Rambut kemaluan lebat

Melansir dari hellosehat.com, rambut kemaluan yang lebat tidak hanya terjadi karena pubertas. Tetapi, kelebihan hormon testosteron akibat penyakit tumor kelenjar adrenal juga bisa menyebabkan rambut kemaluan lebih lebat.

Selain itu, lebatnya rambut kemaluan pada wanita juga bisa disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS). (suara)

Halaman :

#Tips

Index

Berita Lainnya

Index