Penulis 'KKN di Desa Penari' Buat Pengakuan Soal Keaslian Ceritanya

Penulis 'KKN di Desa Penari' Buat Pengakuan Soal Keaslian Ceritanya

HARIANRIAU.CO -  Cerita horor tentang KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang diadakan di “ Desa Penari” sukses membetot perhatian warganet. Mereka penasaran dengan lokasi cerita.

Malah, ada yang meragukan kebenaran cerita dari seorang warganet berakun Simple Man.

Dikutip dari akun Youtube Raditya Dika, Sabtu 31 Agustus 2019, warganet berakun @simplem1378523, mengakui cerita ini tidak sepenuhnya asli. Ada “ bumbu” yang ditambahkan ke dalam cerita tersebut.

“ Bisa dikatakan bahwa cerita yang saya tulis ini tidak murni dengan yang saya dengar. Ada bagian-bagian yang saya tulis, lebih-lebihkan, dan kurangi,” kata dia.

Sekadar informasi, Radit sendiri meminta sang pencerita memberikan konfirmasi tentang kebenaran tragedi KKN di Desa Penari.

Simple Man menyebut ada beberapa bagian asli serta sengaja ditambahkan dan dikurangi. Dia merasa, dengan gubahan ini, tidak akan mengubah isi cerita. Misalnya, jumlah peserta KKN sebenarnya lebih dari 14 orang, termasuk dosen pengawas yang namanya sengaja tidak dimasukkan.

“ Saya tidak memasukkan itu karena merasa bisa tanpa menceritakan semua yang terlibat, sehingga tidak kewalahan,” kata dia.

Adegan Motor Mogok
Simple Man mengatakan contoh lainnya adalah adegan motor mogok. Diceritakan di thread bahwa Widya dan Wahyu pergi ke kota untuk mencari peralatan KKN dengan motor. Motornya mogok di tengah hutan.

Lalu, mereka bertemu dengan seorang kakek yang menawarinya minum dan diberi hadiah berupa kepala monyet. Kebetulan ada pesta ketika Wahyu dan Widya bertemu dengan kakek.

“ Cerita ini sama dengan narasumber. Hanya saja narasumber bilang bukan pengalaman dia, tapi teman-teman. Narasumber juga bercerita pengalaman motor mogok dan dihadiahi kepala monyet itu dialami teman-temannya laki-laki dan kebetulan juga mencari alat-alat KKN,” kata dia. 

Tak Masalah Disebut Berlebihan
Simple Man mengatakan ada juga beberapa cerita di thread Twitter yang sama dengan yang diutarakan narasumber, yaitu dua teman yang sampai meninggal akibat perbuatannya di “ desa penari”.

Simple Man juga tak masalah jika ada yang menyebutnya cerita itu fiktif dan berlebihan.

“ Cerita ini tidak murni walaupun ada yang sama di klimaks, sampai ada yang meregang nyawa,” kata dia

sumber: dream.co.id


 

Halaman :

Berita Lainnya

Index