Keandalan Listrik PLN Tembilahan Masih Jauh dari Harapan

Keandalan Listrik PLN Tembilahan Masih Jauh dari Harapan
Ilustrasi/Int

HARIANRIAU.CO - Keandalan sistem kelistrikan PLN di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan, salah satu indikatornya masih seringnya terjadi gangguan yang menyebabkan pemadaman mendadak.

Indra Megi Putra ST, Warga Kelurahan Sungai Beringin Kecamatan Tembilahan menyampaikan kekesalannya akibat seringnya mati lampu mendadak akhir-akhir ini.

Alumni Teknik Elektro Universitas Bung Hatta, Sumatra Barat itu berharap ada langkah konkrit baik dari PLN sendiri maupun Pemerintah Daerah untuk mengatasi persoalan listrik di Kabupaten Inhil.

"Kalau melihat kejadian seperti tidak tercapai target sesuai dengan standar SPLN 1985," kata Megi.

Megi mengatakan, Program Indonesia Terang tidak hanya fokus pada pembangunan jaringan baru di daerah-daerah yang belum dialiri listrik, tetapi juga bagaimana meningkatkan pelayanan dan keandalan sistem kelistrikan.

"Diharapkan kepada Komisi III DPRD Inhil bisa melakukan hearing kepada PLN untuk menanyakan data-data gangguan yang ada di PLN Tembilahan baik itu data teknis maupun non teknis sehingga kita bisa menentukan langkah-langkah agar pemadaman karena gangguan bisa diniminalisir sesuai target SPLN 1985 terhadap indeks SAIDI dan SAIFI," kata Megi saat diwawancara Inhilklik.com, Sabtu (14/09/2019).

SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) merupakan nilai Indeks Rata-rata Frekuensi Gangguan Pada Sistem. SAIFI adalah rata-rata jumlah interupsi atau gangguan yang berkelanjutan per konsumen sepanjang tahun. Ini adalah rasio jumlah interupsi atau gangguan tahunan terhadap jumlah konsumen.

SAIDI (System Average Interruption Duration Index) merupakan nilai Indeks Rata-Rata Durasi atau lamanya gangguan Pada Sistem. SAIDI adalah durasi rata-rata interupsi atau gangguan per konsumen sepanjang tahun. Ini adalah rasio durasi gangguan tahunan (berkelanjutan) terhadap jumlah konsumen.

Megi yang juga merupakan anggota Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI) itu heran dan mempertanyakan kinerja PLN Cabang Tembilahan dalam memberikan pelayanan kepada komsumen.

"Sejauh mana SDM PLN Ranting tembilahan peduli terhadap semua masalah baik itu teknis maupun non teknis sehingga tercipta koordinasi yang bisa menyelesaikan suatu masalah yang ada di PLN ranting Tembilahan," kata Megi.

Megi menjelaskan harus ada pemetaan gangguan dalam sistem distribusi yang ada di Kabupaten inhil, sehingga sistem proteksi seperti feder- feder yang berpotensi besar terjadi gangguan bisa dianalisis dan dipetakan. 

"Jika setiap feder terjadi gangguan lebih dari 2 atau 3 kali dalam sebulan, maka penyulam feder itu sakit dan harus dicari dimana letak masalahnya, apabila tidak bisa lagi dipakai maka hrus diganti," kata Megi.

Selanjutnya ujar Megi yang harus dilakukan adalah menganalisa jenis-jenis gangguan sehingga bisa diperioritaskan mana yang harus dibenahi. Jenis gangguan ada dua, yaitu gangguan terkendali dan gangguan tidak terkendali.

"Selain itu sangat penting merencanakan pekerjaan pembenahan untuk keadandalan sistem dari data-data gangguan yang sudah dipetakan," tambahnya.

Ditegaskan Megi tidak cukup dengan pasokan listrik yang surplus, tetapi keandalan kelistrikan juga merupakan faktor penting bagi PLN dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

"Kita punya pembangkit diesel di parit 4 yang jumlahnya lebih kurang 15 unit dan KSO dengan PT. ISK ditambah lagi dengan PLTU parit 21. Walaupun daya pembangkit keseluruhan berlebih dari jumlah beban, jika sistem keandalan kelistrikan tdak mempuni dan andal akan berdampak kerugian pada masyarakat dan PLN itu sendiri. Dengan kondisi seperti ini kita butuh solusi jangka pendek dari PLN," jelas Megi.

Sementara itu, Kepala PLN ULP Tembilahan, Nurwijaya Kusuma ketika dikonfirmasi Inhilklik.com mengatakan saat ini terjadi perubahan pola operasi sistem kelistrikan di Tembilahan dikarenakan belum beroperasinya kembali 2 unit PLTU Tembilahan yang saat ini masih dalam pemeliharaan.

"Untuk mencukupi ketersediaan daya maka untuk supply listrik kami melakukan telah melakukan langkah manuver dari PLTU ISK dan PLTD Parit IV, dengan perubahan pola operasi tersebut diperlukan beberapa penyesuaian terhadap setting operasi dan proteksi di sistem," jelas Nurwiaja, Sabtu (14/09/2019).

Selain itu dikatakan Nurwijaya beberapa kali terjadi gangguan jaringan listrik yang diakibatkan oleh hewan dan gangguan pada sisi material yang menyebabkan terjadinya pemadaman listrik.

"Kami tetap berusaha secara maksimal memberikan pelayan kelistrikan kepada masyarakat," ujarnya.

Lebih lanjut Nurwijaya menjelaskan kondisi sistem kelistrikan di Tembilahan yang saat ini masih beroperasi dengan jaringan tegangan 20 KV Isolated. 

"Tentu sangat berpengaruh terhadap kehandalan pasokan tenaga listrik ke pelanggan, dikarenakan sangat rentan terjadi padam meluas jika terjadi gangguan dijaringan dan pembangkit," katanya.

Nurwijaya menyampaikan solusi terbaik kedepan untuk kehandalan pasokan listrik di Inhil adalah dengan beroperasinya jaringan transmisi dan Gardu Induk Tembilahan yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

"Dikarenakan dengan beroperasinya Gardu Induk maka Sistem Tembilahan akan terinterkoneksi dengan Sistem Sumatera dari Lampung sampai Aceh pada jaringan Transmisi 150 kV," tutup Nurwijaya.

 

Ardiansyah/Inhilklik

Halaman :

Berita Lainnya

Index