Kilas Balik Majlis Tafsir Al-Quran, Didirikan 1970 oleh Seorang Mubalig dan Pedagang

Kilas Balik Majlis Tafsir Al-Quran, Didirikan 1970 oleh Seorang Mubalig dan Pedagang

HARIANRIAU.CO - Wafatnya Pemimpin Majlis Tafsir Al-Quran (MTA) Ustadz Drs H Ahmad Sukina, menyisakan luka mendalam bagi jamaah yang ditinggalkan selamanya.

Ustaz Drs H Ahmad Sukina wafat pada Kamis (25/2/2021) pagi. Kabar ini menyentak jamaah MTA yang tersebar di Indonesia.

Lantas bagaimana sejarah kehadiran MTA hingga mempunyai jamaah yang banyak dan tersebar di seluruh Indonesia.

MTA memang dikenal sebagai yayasan dakwah islamiyah yang memiliki banyak jamaah. Pengajuan rutin MTA yang digelar di Kantor Pusat MTA di depan Pura Mangkunegaran Solo setiap Ahad selalu penuh sesak.

Yayasan yang berpusat di Solo ini ternyata memiliki sejarah panjang, MTA lahir pada era 1970-an. Saat itu, dibandingkan gerakan-gerakan dakwah lain yang lebih dulu berkembang, MTA terbilang kecil. Namun, lambat laun gerakan ini menjadi sorotan publik semenjak gerakan dakwah ini memperoleh banyak anggota dan simpatisan.

Dikutip dari website MTA, sejak awal berdiri gerakan ini bergerak di bidang dakwah islamiyah, sosial, dan pendidikan. MTA didirikan oleh almarhum Al Ustaz Abdullah Thufail Saputra di Solo pada 19 September 1972.

Secara resmi MTA didaftarkan sebagai badan hukum dalam bentuk yayasan dengan akta notaris R. Soegondo Notodisoerjo Notaris di Solo dengan Nomor 23 tahun 1974.

Mubalig dan Pedagang

Pendiri MTA, Ustaz Abdullah, merupakan mubalig yang juga pedagang. Berkat aktivitasnya sebagai pedagang, Ustaz Abdullah mendapat kesempatan untuk berkeliling hampir ke seluruh Indonesia dan mengawali sejarah MTA.

Pengalama keliling Indonesia ini membuka matanya bagaimana kondisi umat Islam di Indonesia. Umat Islam Indonesia dianggap tertinggal karena kurang memahami Alquran.

“Umat Islam Indonesia hanya akan dapat melakukan emansipasi apabila umat Islam Indonesia mau kembali ke Alquran,” kata dia,  Kamis (25/2/2021).

Atas dasar itu, Ustaz Abdullah mendirikan MTA sebagai rintisan dan mengajak umat Islam kembali kepada Alquran. Lambat laun, sejarah MTA pun terukir.

Lewat gerakan dahwah ini, Ustaz Abdullah menyelenggarakan kegiatan dakwah dalam bentuk pengajian rutin mempelajari tafsir Alquran yang bersumber dari kitab–kitab tafsir Alguran karya mufassir–mufassir (orang yang mengartikan makna ayat Alquran).

Selain itu, jemaah MTA mempelajari hadis Nabi Muhammad SAW yang bersumber dari kitab-kitab hadis. MTA juga menyelenggarakan kegiatan di bidang pendidikan, baik formal maupun nonformal. Tak ketinggalan, MTA pun menyelenggarakan kegiatan sosial kemanusiaan, seperti donor darah, evakuasi korban bencana, serta bakti sosial lainnya. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index