Mempertahankan Prestasi Adalah Tradisi Berkat Es Krim Mochi Tempe

Mempertahankan Prestasi Adalah Tradisi Berkat Es Krim Mochi Tempe

HARIANRIAU.CO - Masyarakat Indonesia telah lama akrab dengan tempe. Selain murah serta enak, tempe mengandung gizi tinggi dan telah diekspor hingga mancanegara, hanya saja tak banyak olahan tempe unik yang dapat dinikmati anak-anak.

 Hal tersebut membuat Fatqiatul Wulandari, Penerima Manfaat Etos ID Dompet Dhuafa yang juga mahasiswi gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga menggagas ide yang ia tuangkan dalam esai pada perhelatan Literatur Review Inhession (International Health and Nutrition Symposium) ke-4, yang diselenggarakan daring oleh Universitas Gadjah Mada(UGM). 

Wulan dan rekan setimnya menggadang judul “Efektivitas dan Pemanfaatan Isoflavon pada Tempe dalam Produk Inovasi ESMOTE (Es Krim Mochi Tempe) Guna Meningkatkan Imunitas Anak Berbasis Pangan Lokal di Era New Normal”. Menurutnya inovasi ini berangkat dari sullitnya mencari alternatif makanan berbahan dasar tempe yang disuaki anak-anak.

“Saya paham betul jika tak semua anak menyukai tempe, tapi sangat menyukai es krim aneka rasa. Sebab itulah saya ingin membuat es krim dari olahan tempe. Maka terlahirlah ide membuat ESMOTE alias Es Krim Mochi Tempe,” kata Wulan.

Melalui ragam percobaan, akhirnya ia dan tim berhasil menemukan formulasi tepat untuk ESMOTE.

"Butuh waktu beberapa bulan hingga kami mendapatkan formulasi yang pas dan kami juga secara langsung menguji produk kepada anak-anak di sekitar kampus,” tutur Wulan. 

Melaui gagasan ide dan inovasi ini, Wulan berharap anak-anak Indonesia dapat menikmati tempe dengan cara menyenangkan, tetapi juga bermanfaat menjaga kekebalan imun mereka.

“Bukan hanya itu, saya berencana mengembangkan produk berbasis pangan lokal di era pandemi agar para pengrajin tempe dapat terbantu di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan,” tukasnya.

Berkat ide serta inovasi hebatnya, Wulan diganjar Juara 1Literatur Review Inhession. Sebagai penerima manfaat Etos ID Wulan ingin terus berprestasi, sebab dengan berprestasi ia bisa menyebarkan lebih banyak kebaikan dan inspirasi kepada khalayak. 

“Prestasi adalah tradisi,” tutup Wulan. Rls

Halaman :

Berita Lainnya

Index