Pandemi dan Semangat Menjaga Kelestarian Laut ala Devi

Pandemi dan Semangat Menjaga Kelestarian Laut ala Devi

HARIANRIAU.CO - Sudah menginjak dua tahun Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan Covid-19 yang tak kunjung usai. Sudah berbagai upaya digagas dan dicanangkan pemerintah guna menangani permasalahan tersebut.. 

Permasalahan ini membuat Devi Kristinawati, Penerima Manfaat Etos ID Dompet Dhuafa, berpikir jika Covid-19 tak boleh mengendalikannya. Meskipun banyak hal berubah akibat pandemi, namun kondisi tersebut membuat Devisemakin terpacu mengikuti berbagai perlombaan di tingkat nasional maupun internasional. Ia tak ingin Covid-19 membatasi prestasinya, karena itulah ia secara berkala mendaftarkan diri di berbagai kompetisi bergengsi, salah satunya Essay Competition “Hari Berlabuh FDC IPB 2022” yang dihelat IPB University secara daring beberapa bulan lalu. 

Dengan mengusung tema Kelautan dan Perikanan, Devi dan timnya menggagas esai kolaborasi lintas generasi berjudul“CLOSE-UP (CLEANING NETWORKING SYSTEM): InovasiAlat Pendeteksi Sampah Berbasis Internet of Things SebagaiSolusi Kelestarian Perairan yang Berkelanjutan”.

Devi mengaku jika latar belakang penulisan esainya menyoroti kondisi perairan Indonesia, menurutnya Indonesia adalah negara kepulauan yang tak memiliki kendali atas masalah perairannya yang luas. “Kita semua tahu jika Indonesia terdiri atas 17.500 pulau dengan panjang garis pantai sekitar 95.181 km. Luasnya laut dan pantai yang di Indonesia ini kerap kali dimanfaatkan oleh banyak pihak dalam hal pariwisata, ekonomi, lingkungan dan sebagainya. Hal ini sangat berpotensi untuk dikembangkan dan dilestarikan,” papar Devi. “Namun semakin berkembangnya potensi yang ada di laut, laut juga dijadikan sebagai tampungan sampah yang menumpuk dan sulit terurai,” tambahnya. 

Sebagai negara kepulauan, hingga saat ini kondisi laut Indonesia semakin memprihatinkan. Hal tersebut ditandai dengan menghitamnya warna air laut dan sampah-sampah mengambang di permukaan. Pembersihan secara manual dianggap solusi terkini, padahal kenyataannya memakan waktu, tenaga, dan tentu saja biaya tidak sedikit; belum lagi kemungkinan terjadinya human error membuat metode manual dirasa kurang efektif. Sebab itulah Devi dan tim merancang sistem pembersih sampah otomatis untuk memimalkan sampah di perairan Indonesia bernama CLOSE-UP (CLEANING NETWORKING SYSTEM).

Perempuan asal Surabaya ini memaparkan, CLOSE-UPmerupakan solusi tepat mendeteksi sampah yang mencemari laut Indonesia. CLOSE-UP mampu mendeteksi polimer pada sampah plastik dan logam berat yang terkandung di dalam perairan. Sensor arduino UNO pada CLOSE-UP digunakan untuk mengambil sinyal kondisi perairan yang dihubungkan dengan LCD (Liquid Crystal Display) sebagai penampil data. Setelah LCD menampilkan data kondisi kebersihan laut, alarm akan secara otomatis menyala dan berbunyi sesuai tingkat kebersihan laut mulai dari normal, waspada, dan bahaya. 

“CLOSE-UP dirancang dalam bentuk torpedo, digerakkan pada medium air dengan sistem propulsi dan dikemudikan oleh komputer onboard dengan gerak six degree of freedom(DOF). Selain itu, dibagian paling ujung terdapat bak dan jaring pengangkut sampah, sensor pada alat CLOSE-UPberfungsi untuk mendeteksi polimer pada sampah plastik dan logam berat,” jelas Devi. “Sampah plastik yang terdeteksi kemudian akan terjaring, setelah terjaring, sampah akan diangkut dan dipindahkan ke sisi sungai dan dimasukan ke bak sampah. Selain itu, rangkaian sensor yang dihubungkan dengan alarm otomatis diprogram berbunyi setiap dua sekali. Hal ini dikarenakan sampah yang terdapat dalam laut dan pantai menumpuk dan kadar logamnya sangatlah tinggi sehingga diperlukan pengecekan secara berkala guna mengontrol kelestarian lingkungan perairan,” urainya. 

CLOSE-UP digadang menjadi inovasi teknologi terbarukan tepat guna untuk kondisi perairan Indonesia yang tercemar karena memiliki beberapa kelebihan di antaranya mengedepankan efisiensi, efektif, ketepatan, akurasi, dan jarak yang lebih terjangkau. Berkat CLOSE-UP Devi berhasil menyabet Juara 2 dari Fisheries Diving Club IPB

Devi berharap esai inovasi buatannya dapat diwujudkan guna meminimalkan dampak pencemaran laut  sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan perairan, ia ingin anak cucunya kelak dapat menikmati indahnya laut Indonesia. Rls

Halaman :

Berita Lainnya

Index