Kisah Umar, Mualaf yang Ditangkap Usai Islamkan Ribuan Orang

Kisah Umar, Mualaf yang Ditangkap Usai Islamkan Ribuan Orang
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Jagat maya India sedang dihebohkan oleh petisi untuk membebaskan Umar, seorang pria Muslim yang ditangkap oleh aparat usai setelah dituduh terlibat gerakan radikal yang disebut "conversion racket".

Pada 2 Juli 2021, Pengadilan Tinggi Allahabad mengeluarkan perintah atas petisi Mohammad Umar Gautam dan Jahangir Kasmi yang berusaha membatasi media agar tidak salah melaporkan penuntutan mereka.

Dikutip dari laman okezone.com. adapun keduanya ditangkap bulan lalu oleh Pasukan Antiteroris Polisi Uttar Pradesh yang menuduh mereka terlibat "conversion racket" atau gerakan Islamisasi secara paksa terhadap ribuan orang di India.

Lantas, siapakah sosok Umar Gautam? Berikut penjelasannya.

Seorang Mualaf

Usai merebaknya kasus yang menuai pro dan kontra tersebut, media setempat kemudian berusaha mengidentifikasi siapa sosok Umar sebenarnya.

Dikutip dari laman Newslaundry, tim redaksi media tersebut kemudian berhasil menghubungi istri Umar dengan mendatangi langsung kediamannya.

Awalnya wanita bernama Razia (51) itu enggan membuka suara. Namun setelah dibujuk, ia akhirnya bersedia menceritakan mengenai siapa sosok Umar berdasarkan kisah hidup dirinya dan sang suami.

Adapun Razia telah menikah dengan Umar selama lebih dari 30 tahun. Mereka berasal dari keluarga Rajput di Distrik Fatehpur, Uttar Pradesh, India.

"Suami saya adalah murid Lord Hanuman dan akan mengunjungi kuil setiap Selasa dan Sabtu," kenang Razia, menceritakan kisah perpindahan agama keduanya dari Hindu ke Islam yang terjadi pada 1980-an.

"Kami sangat religius sehingga orang sering memanggil saya Poojita yang berarti orang yang memuja. Seperti kebiasaan untuk keluarga Hindu di Uttar Pradesh, kami juga akan memilih 'Maghi Snan'. Pernikahan kami diatur ketika kami masih remaja," lanjut dia.

Adapun Maghni Snan merupakan ritual tahunan 30 hari yang mengharuskan umat Hindu berenang di Sungai Gangga, sungai yang disucikan oleh umat Hindu India.

Kisah mualafnya Umar dan sang istri bermula tepatnya di tahun 1984. Umar yang sebelumnya bernama Shyam Pratap Singh Gautam menempuh studi untuk gelar BSc (Bachelor of Science atau Sarjana Keilmuan) di Universitas Govind Ballabh Pant yang sekarang berada di Uttarakhand.

Salah satu teman sekamarnya di universitas adalah seorang Muslim bernama Nasir Khan. "Nasir akan membawa suami saya bersepeda ke kuil setiap minggu. Suatu hari, Shyam bertanya mengapa dia begitu rajin menemaninya ke kuil," ujar Razia memulai kisah.

"Dia menjawab, 'Untuk menyenangkan Tuhanku. Agama saya mengajarkan saya untuk menjaga orang-orang yang haqooq saya'."

"Kejadian inilah yang mengubah jalan hidup Shyam," ucap Razia.

Dijelaskan, haqooq yang dimaksud yakni orang-orang di lingkungan sosialnya yang diwajibkan oleh agamanya.

Tersentuh dengan perlakuan sahabatnya tersebut, Shyam kemudian menghabiskan satu bulan membaca Alkitab, Gita, dan Alquran; sebelum kemudian memutuskan untuk memeluk agama Islam.

Setelah menjadi mualaf, ia pun memilih nama baru yakni Mohd Umar Gautam. Usai menyelesaikan studinya, sekira tahun 1990-an, Umar dan Razia pindah ke Delhi.

Selama lebih dari satu dekade, antara 1995 dan 2007, Umar bekerja di sebuah lembaga bernama 'Ajmal & Sons'.

Pendiri Lembaga Amal IDC

Setahun kemudian, tepatnya pada 2008, Umar memutuskan berhenti dari tempat kerjanya tersebut, lalu mendirikan lembaga amal 'Islamic Dakwah Center' atau yang dikenal dengan singkatan IDC.

Sejak saat itu IDC menjadi sebuah lembaga amal yang bergerak di bidang sosial, termasuk melayani konsultasi bagi orang yang ingin belajar mengenai agama Islam.

"Beberapa inisiatif yang dilakukan IDC secara rutin antara lain membagikan selimut kepada mereka yang membutuhkan dan memberikan sembako kepada masyarakat selama masa lockdown," kata Razia.

Membantah Terlibat "Conversion Racket"

Perihal keterkaitan IDC dengan "conversion racket" yang dituduhkan Kepolisian Uttar Pradesh, Razia menjawab, "Jika ada yang mendekati suami saya untuk menyatakan keinginan masuk Islam, perannya adalah sebagai fasilitator yang akan membantu dengan dokumen."

Istri Umar tersebut kemudian menegaskan bahwa tidak ada yang ilegal tentang hal itu. Razia lantas menjelaskan bagaimana peran IDC terkait seseorang yang memutuskan berpindah agama menjadi seorang mualaf.

Untuk meresmikan konversi agama, orang tersebut diminta mengajukan pernyataan tertulis yang ditandatangani hakim sub-divisi. Setelah selesai, IDC akan mengeluarkan sertifikat konversi yang ditandatangani Jahangir Kasmi kepada orang tersebut.

Sementara dalam menolak tuduhan pendanaan agen rahasia Pakistan yakni ISI, Razia mengatakan IDC mendapat kontribusi dari teman, kerabat, dan simpatisan mereka, termasuk di luar negeri seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Selain itu, IDC menerima sebagian zakat yang dialamatkan kepada lembaga tersebut.

"Suami saya adalah seorang pria terkenal dan seorang ulama yang dihormati. Gara-gara kejadian ini seluruh keluarga saya jadi resah," kata Razia sambil mengusap air mata dengan jilbabnya.

"Anda dapat bertanya-tanya apakah kami telah mengubah seseorang dengan paksa. Ada pembantu rumah tangga kami dari Nepal, tanyakan kepadanya apakah kami pernah coba memengaruhinya untuk mengubah agamanya," tegasnya.

Halaman :

#Khazanah

Index

Berita Lainnya

Index