Rupiah Anjlok

Rupiah Anjlok
Internet

HARIANRIAU.CO JAKARTA - Nilai tukar rupiah melemah pada penutupan Kamis (25/2/2016), terseret mata uang global yang juga tertekan akibat penguatan dolar AS.

Menurut Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup terkoreksi tipis 0,01% atau 1 poin ke Rp13.413/dolar AS dari penutupan Rabu yang berada di Rp13.412/dolar AS.

Mata uang NKRI dibuka menguat 16 poin atau 0,12% ke Rp13.396/dolar, namun setelah itu tertekan dan jatuh ke zona merah, serta berkubang di sana hingga pukul 15:00 WIB ketika berada di Rp13.419/dolar AS,

Rupiah kemudian balik arah dengan masuk ke zona penguatan, namun akhirnya kembali ke zona merah saat perdagangan ditutup.

Sepanjang hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp13.394-Rp13.442/dolar AS.

Indeks dolar AS terhadap enam mata yang utama yang menjadi rivalnya, sore ini menguat 0,04% karena poundsterling terus merosot gara-gara wacana Inggrus akan keluar dari Uni Eropa, sementara euro menguat 0,02% ke 1,1015/dolar AS dan yen menguat 0,09% ke 112,0800/dolar AS.

Dolar Australia melemah untuk hari ketiga karena terkoreksi 0,35% ke 0,7171/dolar AS setelah pemerintah Negeri Kanguru melaporkan bahwa rencana investasi bisnis tahunan jatuh ke level terendah dalam sembilan tahun.

Dari 10 mata uang utama di Asia, tujuh terkoreksi dengan penurunan tajam dialami won yang turun 0,37%, sementara baht dan peso stabil, dan dolar Singapura menguat sendirian sebesar 0,16%.

Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas, mengatakan, sentimen buruk yang mempengaruhi pergerakan rupiah akibat intervensi pemerintah di bidang ekonomi, sudah mereda meski ketidakpastian belum hilang seluruhnya.

Sentimen yang dimaksud adalah kabar pemerintah berencana membatasi net interest margin (NIM) sektor perbankan untuk memaksa bunga kredit turun ke single digit.

Spekulasi soal NIM masih kuat dan menekan saham-saham perbankan di bursa saham, meskipun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah membantah telah melakukan hal itu.

“Itu biasa, ada reaksi berlebihan padahal sudah dibilang kami tidak mengatur profit atau tingkat bunga. Yang kami atur input. Memang susah untuk dibilangin. Nanti, dua hari sampai seminggu, investor akan lihat. Tidak apa-apa,” tegas Menko Perekonomian Darmin Nasution. (CIc)

Halaman :

Berita Lainnya

Index