Tiga Industri Manufaktur Riau Mengalami Pertumbuhan Negatif Hingga 6,45 Persen

Tiga Industri Manufaktur Riau Mengalami Pertumbuhan Negatif Hingga 6,45 Persen
Ilustrasi

PEKANBARU - Badan Pusat Statistik mencatat industri manufaktur besar dan sedang di Provinsi Riau pada triwulan I 2017 tumbuh negatif 6,45 persen, dibanding triwulan IV-2016 yang mencapai 3,88 persen.

Data resmi BPS Provinsi Riau yang diterima Antara di Pekanbaru, Kamis, kondisi Riau sangat kontras dengan kondisi nasional yang produksi industri manufakturnya tumbuh 0,86 persen.

"Hal ini menunjukkan bahwa pada triwulan I tahun 2017 perekonomian di Provinsi Riau, khususnya pada sektor industri manufaktur besar sedang mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya," kata Kepala BPS Riau S Aden Gultom.

BPS menjabarkan tiga industri manufaktur yang menyokong ekonomi Riau mengalami pertumbuhan negatif. Industri makanan pada triwulan I-2017 turun sebesar -10,81 persen. Angka itu sangat timpang karena pada akhir triwulan 2016, industri makanan tumbuh 12,62 persen.

"Salah satu jenis produk dari jenis industri ini adalah minyak sawit mentah atau CPO," katanya.

Industri kertas dan barang kertas juga tumbuh sebesar -2,27 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,85 persen. Secara nasional, industri kertas juga hanya tumbuh 0,65 persen.

Kemudian, industri manufaktur karet, barang dari karet dan plastik tumbuh -1,11 persen, dibandingkan triwulan IV-2016 yang tumbuh 13,82 persen. Padahal, secara nasional industri ini tumbuh 6,02 persen.

Meski begitu, ia mengatakan industri manufaktur skala mikro dan kecil di Riau pada triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan produksi sebesar 4,40 persen dibandingkan triwulan IV-2016.

"Bahkan, pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil Riau lebih tinggi dari tingkat nasional yang pada triwulan I-2017 tumbuh 2,44 persen. (Ant)

Halaman :

Berita Lainnya

Index