Masuki Musim Kemarau, Satgas Karhutla Riau Tingkatkan Pengawasan

Masuki Musim Kemarau, Satgas Karhutla Riau Tingkatkan Pengawasan
Ilustrasi

PEKANBARU - Personel TNI dan Polri yang tergabung dalam satuan tugas siaga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) di Riau mengintensifkan patroli, sosialisasi dan mengaktifkan posko guna mencegah bencana tahunan tersebut.

"Untuk mengantisipasi kebakaran, kami bersama Polri dan Manggala Agni membentuk dan mengaktifkan posko terpadu Karhutla di desa Rimbo Panjang," kata Bintara Pembina Desa Komando Rayon Militer O7/Kampar, Kopda Jimmi di Pekanbaru, Minggu.

Jimmi mengatakan langkah tersebut merupakan implementasi dari perintah Panglima Daerah Militer I Bukit Barisan untuk terus menekan angka kebakaran lahan di Provinsi Riau.

Ia mengakui Desa Rimbo Panjang merupakan daerah langganan yang kerap terjadi kebakaran setiap memasuki musim kering. Untuk itu, langkah tersebut penting dilakukan guna mencegah kejadian serupa terulang.

Selain di Kampar, personel gabungan di Dumai dan Siak juga telah melakukan kegiatan serupa. Di Kota Dumai, patroli diintensifkan di wilayah Kecamatan Medang Kampai yang mudah sekali terbakar saat musim kering karena kontur tanah gambut.

Sementara di Siak, tepatnya Komando Rayon Militer 06/Sungai Apit bersama Polri setempat terus meningkatkan patroli gabungan. Patroli gabungan ini rutin di laksanakan dengan sasaran desa yang sudah ditentukan rawan kebakaran.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru meminta agar satuan tugas kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) Riau mewaspadai wilayah pesisir menyusul masuknya musim kemarau pada pertengahan Mei 2017 ini.

"Pada pertengahan hingga akhir Mei, Riau memasuki musim kemarau. Perlu diwaspadai wilayah pesisir Riau yang terdapat lahan gambut," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi.

Meski saat ini terjadi peralihan cuaca ke musim kemarau, Slamet mengatakan potensi hujan akan tetap ada, namun intensitasnya akan lebih kecil.

Kondisi itu, kata Slamet, bakal terus berlangsung hingga akhir Mei. Sementara memasuki bulan Juni hingga September, Riau dipastikan masuk musim kemarau yang artinya curah hujan akan sangat sedikit dan potensi kebakaran akan meningkat, terutama wilayah dengan lahan berkontur gambut.

Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya resmi memperpanjang status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan hingga November 2017 setelah berakhir pada 30 April lalu. Perpanjangan status tersebut merupakan salah satu tindakan pencegahan memasuki bulan kemarau dan el-nino pada pertengahan hingga akhir Mei ini.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mencatat, sepanjang triwulan pertama 2017 ini, lebih 300 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Mayoritas lahan terbakar di wilayah pesisir Riau, dengan Kabupaten Rokan Hilir merupakan wilayah yang mengalami kebakaran cukup luas mencapai lebih dari 100 hektare. (Ant)

Halaman :

Berita Lainnya

Index