Mahasiswa Sidney Akui Sawit Indonesia Berkelanjutan

Mahasiswa Sidney Akui Sawit Indonesia Berkelanjutan

PEKANBARU - Kedatangan mahasiwa dari Universitas Sidney yang sedang berkunjung ke Riau salah satunya untuk melihat secara langsung praktik industri sawit berkelanjutan di Indonesia.

Kegiatan dimulai dengan kuliah umum di Universitas Riau, dan dilanjutkan dengan acara "Field Trip to the Sustainable Palm Oil Industry and Peatland Management" pada hari berikutnya (12-13 Juli 2017).

Kegiatan ini memberikan kesempatan secara langsung kepada seluruh peserta untuk melihat pengelolaan industri sawit secara berkelanjutan.

Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi yang menjadi salah satu pemateri dalam kuliah umum, menyampaikan terkait ketidakakuratan pemberitaan yang disampaikan banyak media terhadap industri kelapa sawit, baik di dalam negeri maupun media internasional.

"Ketika diminta sharing dengan mahasiswa dari Universitas Sidney saya sangat antusias. Apalagi kehadiran mereka adalah untuk menggali kebenaran tentang industri kelapa sawit. Ini kesempatan langka untuk meluruskan persepsi mereka terhadap industri yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian kita saat ini," tutur dia dilansir sindonews.com.

Dalam kuliah umum, dia juga menjelaskan terkait framing pemberitaan negatif yang selama ini berkembang untuk mendeskreditkan industri sawit Tanah Air. Hal ini seharusnya dibiarkan berkembang.

"Kita harus bekerja keras, bahu membahu menyampaikan kebenaran di dalam industri kelapa sawit. Salah satunya melalui acara diskusi terbuka dengan kalangan akademisi, apalagi mereka mahasiswa asing. Semoga mereka bisa menyebarkan informasi yang mereka dapat ketika nanti mereka kembali ke negaranya," tutur Tofan.

Departemen Head of Sustainability, Bandung Sahari yang juga hadir sebagai pemateri menjelaskan bahwa tuduhan yang dialamatkan pada Industri kelapa sawit sebagai penyebab terjadinya kebakaran hutan dan asap sama sekali tidak relevan.

"Kita lihat saja negara seperti Amerika atau Australia, di Negara mereka bahkan tidak ditumbuhi kelapa sawit. Namun faktanya, kebakaran juga terjadi di sana. Bukankah hal ini sudah cukup menjawab tuduhan-tuduhan yang sama sekali tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas bahkan," ungkapnya saat memberikan kuliah tamu di Universitas Riau (12/7).

Selama acara berlangsung, peserta tampak sangat antusias mengikuti kuliah umum hasil kerja sama Universitas Riau dengan Universitas Sidney. Banyak pertanyaan yang muncul, mulai dari konfirmasi pemberitaan yang mereka peroleh lewat media, hingga tanya-jawab seputar kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi mewujudkan sustainability.

Acara kemudian dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke perkebunan kelap sawit PT Kimia Tirta Utama (Grup Astra Agro) di Kabupaten Siak. Seluruh peserta dibawa terjun secara langsung ke lapangan, untuk membuktikan secara langsung bahwa industri kelapa sawit yang dijalankan sudah memenuhi syarat keberlanjutan.

Peserta dibawa ke lokasi perkebunan kelapa sawit untuk melihat detail prosesnya. Mulai dari proses agronomi, pemupukan, hingga proses panen. "Kami juga diajak melihat secara langsung ke Pabrik Kelapa Sawit yang mengolah buah sawit menjadi CPO dan beberapa produk turunan lainnya. Ini adalah pengalaman pertama kami, dan kami sangat antusias," ungkap Kania, pendamping mahasiswa dari Universitas Sidney.

Tidak berhenti di sana, kunjungan juga dilakukan ke areal konservasi, melihat pengelolaan lahan gambut dan pengairan di areal perkebunan. Di akhir kunjungan, peserta dilibatkan untuk menanam pohon sebagai salah satu wujud komitmen program pelestarian lingkungan hidup.

"Kami mendapat banyak sekali informasi dan pengetahuan berharga selama kunjungan kali ini. Dan benar, perspektif kami terhadap industri sawit berubah. Kami sangat mengapresiasi bahwa Indonesia telah bekerja sangat keras dalam menjalankan praktik berkelanjutan di industri sawit yang mereka miliki," ujar George, mewakili rekan-rekannya saat hendak meninggalkan lokasi kegiatan.

Halaman :

Berita Lainnya

Index