Kisah Danau Sakti Siak yang Ditempati Seekor Naga

Kisah Danau Sakti Siak yang Ditempati Seekor Naga

SIAK - Salah satu potensi objek wisata di Kabupaten Siak adalah Danau Naga Sakti yang terletak di desa Dosan Kecamatan Pusako.

Danau tersebut merupakan situs sejarah yang ada sejak ratusan tahun silam, namun saat ini terkesan diabaikan tanpa ada perawatan dari pemerintah. Letak danau tersebut berdekatan dengan salah satu sumur minyak milik Bumi Siak Pusako (BSP).

Dan hanya diberikan petunjuk dengan bahan papan yang diduga dibuat oleh masyarakat Kecamatan Pusako, dan papan tersebut bertuliskan Danau Naga Sakti luas lahan sekitar 400 Hektar (Ha).

Sejarah berdirinya Desa Dosan tidak diketahui tahunnya. Namun dari keterangan masyarakat Desa Dosan sudah ada sejak masa Kerajaan Siak Sri Indrapura dan atau masa penjajahan kolonial Belanda.

Asal mula penduduk Dosan menurut legendanya berasal dari suku Mandau yang merantau. Pada tahun 1930-an pendatang dari Mandau hijrah ke Dosan untuk berladang yang berada di tepian sungai.

Pada saat itu di temukan banyak pohon atau pun tanaman buah-buahan seperti pohon Durian, Duku dan lain sebagainya. Pada masa itu desa ini diberi nama Sungai Dusun karena berada di tepian sungai.

Dikisahkan terbentuknya Danau Naga Sakti saat itu di Desa Pebadaran hiduplah seorang wanita yang kemudian melahirkan anak berwujud seekor ular. Dan karena rasa sayang terhadap anaknya, wanita tersebut memelihara anak wujud ular itu hingga memasuki dewasa.

Lama kelamaan ular tersebut menjadi tumbuh besar. Hal itu membuat masyarakat di sekitar desa yang mengetahui hal itu menjadi resah, karena khawatir akan menimbulkan bahaya.

Melihat hal tersebut, sang ibu pun mengusir sang anak yang berwujud ular tersebut untuk pergi meninggalkan kampung. Kemudian sang anak pergi menuju sebuah danau dan menetap di danau tersebut.

Singkat cerita masyarakat pun akhirnya memberikan nama terhadap Danau itu dengan julukan Danau Naga Sakti, dengan artian ular yang sakti.

Konon hingga saat ini warga sekitar belum pernah memancing maupun bersampan di sekitar danau itu.

Tono, seorang ajudan dan orang pintar yang bisa menerawang mengatakan, hingga kini manusia separoh ular naga itu dipercaya masih hidup di alam gaib. Tono juga membenarkan bahwa kembarannya yang terlahir sebagai manusia normal itu berada di Pekanbaru.

"Kemarin kembarannya sempat datang ke Danau Naga Sakti ini dan mengucapkan salam. Diperkirakan kembarannya berusia sekitar 50 tahun lebih" kata Tono.

Sementara itu perhatian pihak pemerintah terhadap keberadaan danau tersebut terkesan diabaikan, karena hingga saat ini belum ada langkah yang nyata dalam perbaikan infrastrukturnya, terutama sarana jalan menuju kelokasi.

Jarak dari jalan menuju danau sekitar 345 meter dari jalan aspal lintas Sei Apit Pusako. Pemandangan hutan akasia yang cukup alami, namun sepertinya sudah pernah diluluhlantakkan oleh keserakahan manusia.

Saat ini masyarakat Dosan berharap ada dukungan pemerintah agar mempertahankan kawasan Hutan dan Danau Naga Sakti sebagai kawasan konservasi dan dijadikan sebagai kawasan wisata alam yang nantinya mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat setempat. 


sumber: riau24

Halaman :

Berita Lainnya

Index