Narkoba 'Zombie' Flakka sudah Masuk ke Indonesia

Narkoba 'Zombie' Flakka sudah Masuk ke Indonesia

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso telah membenarkan bahwa narkoba jenis Flakka sudah masuk ke Indonesia, seperti dilaporkan Kompas.com, Jumat (21/7).

Flakka sempat viral di YouTube yang menunjukkan video orang-orang berprilaku agresif dan hilang kesadaran seperti zombie diduga karena mengonsumsi zat ini.

Tidak hanya dapat merubah prilaku, tapi flakka juga ditengarai juga dapat menghancurkan fungsi otak hingga mengakibatkan kematian.

Flakkka Narkoba Sintetis Berbentuk Kristal

Flakka merupakan jenis narkoba sintetis berbentuk kristal. Mengandung Zat-zat berbahaya, Flakka yang dulunya digunakan di dunia kedokteran kini digolongkan menjadi jenis obat-obatan terlarang. Adapun Zat yang terkandung didalamnya adalah fentanyl derifat meruapakan Zat aktif yang memiliki kekuatan ribuankali lebih besar dibanding Morfin.

Zat fentanyl derifat ini, telah dikaji pada 15-16 Mei 2017 dan telah diajukan ke Kemenkes RI untuk dimasukkan sebagai Narkoba Golongan I dalam Lampiran UU Narkotika No 35 tahun 2009. Selain itu, terdapat juga kandungan senyawa aktif kimia yang disebut alpha-PVP yang merupakan zat utama pembentuk Flakka. Seperti dilansir darimerdeka.com, seorang dokter sekaligus Direktur Pusat Informasi Keracunan di Miami, dr. Jeffrey Bernstein, menjelaskan bahaya dan gejala pengguna narkoba jenis ini.

Orang yang menkonsumsi Flakka akan menjadi terlihat seperti orang gila karena efeknya yang dapat membuat orang terlihat senang. Namun hal tersebut hanya berlangsung sementara saja, karena setelah itu sang pemakai akan kehilangan kontrol dan emosinya akan meledak secara tiba-tiba seperti orang gila.

Bukan hanya itu saja, sang pengguna narkoba ini juga akan menyiksa dirinya sendiri, seperti mencabik-cabik, bahkan menggigit bagian tubuhnya sendiri. Bahkan mantan pengguna Narkoba jenis ini menuturkan bahwa, rasa sakit yang ditimbulkan justru menjadi kenikmatan tersendiri. 

Berikut pernyataan Komjen Budi Waseso kepada NET24



Budi Waseso menjelaskan, keberadaan flakka di Indonesia adalah hasil riset di laboratorium BNN. Pihaknya dan dan Kementrian Kesehatan akan menyelidiki jalur distribusi zat berbahaya tersebut, seperti dilansir tempo.co.

Halaman :

Berita Lainnya

Index