Ingin Jumpa Presiden

Unjuk Rasa Kekerasan Anak di Pekanbaru di Bubarkan Petugas

Unjuk Rasa Kekerasan Anak di Pekanbaru di Bubarkan Petugas

PEKANBARU - Belasan massa melakukan aksi unjuk rasa di depan halaman Gedung Daerah Pekanbaru. Massa tersebut ingin bertemu langsung dengan Presiden RI Jokowi Dodo saat peringatan Hari Anak Nasional 2017 Minggu (23/7) untuk mengadukan nasib seorang anak berusia 10 tahun bernama Arazakul cacat karena dianiaya.

Namun sayang, belasan massa yang ingin bertemu dengan Jokowi pupus setelah petugas membubaran massa.

"Kami ingin jumpa Pak presiden, tapi unjuk rasa kami malah dibubarkan. Padahal, unjuk rasa di depan umum adalah hak warga negara," kata Suroto, pengacara keluarga korban usai dibubarkan Satpol PP Pekanbaru.

Petugas membubarkan aksi mereka dengan alasan tidak mengantongi izin dari Polresta Pekanbaru. Aksi ini diketahui tidak diizinkan karena bertepatan dengan hari libur. 

"Kami sudah mengurus izin ke polisi, kami hanya ingin bapak polisi ini mengawal aksi kami yang berjalan baik. Kami ingin menuntut keadilan seorang anak kecil korban penganiayaan," kata Suroto.

Dia menjelaskan, permasalahan yang dialami Arazakul ketika masih berusia 6 tahun mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan 3 orang suruhan anggota DPRD Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara.

Arazakul merupakan anak dari Rajiman warga Desa Pasir Imau Kapas, Kecamatan Panipahan Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Menurut Suroto, Rajiman dan anak istrinya dianiaya 3 orang hingga masuk rumah sakit dan nyaris meninggal. 

Peristiwa itu terjadi pada 2013 lalu, namun hingga kini, Polres Rokan Hilir belum menuntaskan kasus tersebut.

"Rajiman mengalami ‎luka tusukan sebanyak 25 kali pakai badik di tubuhnya, dan 6 luka bacok di kepalanya. Istrinya, luka memar di sekujur tubuhnya karena dipukul balik, jempol dipatahkan lalu dibuang ke parit saat kejadian itu," kata Suroto.

Bahkan hingga saat ini, Arazakul mengalami cacat seumur hidup. Dia mengalami darah beku dan menempel di hati yang kini berubah menjadi kanker. 

Sebelum aksi ini, pihak keluarga sudah bolak balik ke Propam Polda Riau namun belum mendapat respon untuk menuntaskan kasus penganiayaan yang ditangani Polres Rokan Hilir.


Sumber: merdeka

Halaman :

Berita Lainnya

Index