Sulap Jokowi Ketahuan Anak-anak

Sulap Jokowi Ketahuan Anak-anak

PEKANBARU - Kepala negara mendadak menjadi pesulap dalam puncak peringatan HAN 2017 di Gedung Daerah Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Ibu Negara Iriana Jokowi dimintanya naik ke panggung jadi asisten. Sayangnya, empat jenis sulap Presiden ketahuan anak-anak. Jokowi pun terbahak ketika disinggung mengenai aksi sulapnya yang belum mahir hingga akhirnya ketahuan.

“Namanya bukan tukang sulap. Jadi kalau ketahuan ya, mohon maaf. Anak-anak pada tahu tadi. Mereka bilang, tu Pak kelihatan Pak,” cerita Jokowi sebelum bertolak meninggalkan Pekanbaru petang kemarin.

Mengenai aksi sulapnya, Presiden bercerita dia sengaja berlatih. Pelatihnya tak lain sang anak, Kaesang Pangarep. Dia berlatih selama lima hari di kediaman. Karenanya Iriana Jokowi turut diajak ke atas pentas mendampingi.

“Di-training sama Kaesang selama lima hari. Training, training, training. Bagus gak? Kelihatan sulapnya?,” sambung Presiden terbahak.

Aksi Jokowi diawali dengan memperlihatkan pegangannya sebuah benda kecil yang kosong. Kemudian tiba-tiba keluar bunga. Aksi kedua dilanjutkan dengan memegang dua bola. Satu diserahkannya ke Ibu Negara. Presiden pun menyuruh ribuan anak-anak berhitung, 1, 2, 3. Dan bola tersebut menjadi berwarna. Sulap ketiga, dia memegang sebuah kotak dan mengosongkan isinya kotak-kotak lebih kecil. Setelah kosong menyuruh anak-anak berhitung kembali. Dan ternyata masih ada kotak di dalamnya hingga lima atau enam kali. Pada sulap terakhir, Presiden memanggil satu anak lagi naik ke panggung. Siswa bernama Amin itu menjadi asisten kedua setelah Ibu Negara. Kain yang sebelumnya berlubang dan dimasukkan tangannya tersebut tembus. Namun saat Amin disuruh masukkan tangannya ke dalam kain tersebut, ternyata berisi jam tangan. Sekaligus sebagai hadiah bagi Amin yang tampak semringah mendapat hadiah.

Puncak peringatan HAN 2017 di Riau menjadi momentum bagi seluruh daerah di Tanah Air agar dapat memberikan hak kepada anak. Hadir mendampingi Jokowi, istri Wapres RI Hj Mufidah Kalla, Mensesneg Pratikno, Menko PMK Puan Maharani, Menteri PPA Yohana Yembise, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan beberapa pejabat pusat lainnya.

Riau selaku tuan rumah sudah mempersiapkan acara sejak dua pekan terakhir. Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rachman didampingi istri Hj Sisilita Arsyadjuliandi. Seluruh pejabat tinggi pratama Pemprov Riau serta seluruh unsur Forkompimda Riau dan dari kabupaten/kota.

Dua ribuan anak tumpah ruah sejak dimulainya rangkaian kegiatan, 19 Juli lalu dan berakhir puncaknya kemarin. Presiden mengajak anak-anak Indonesia harus belajar lebih giat. Hal utama yang ingin ditegaskannya adalah tidak boleh mem-bully. Atau mencemooh, mencela teman, dan merendahkan satu sama lain anak-anak Indonesia.

“Harus saling hargai, bantu, menolong, menjenguk yang sakit. Budaya dan tradisi bullying harus dihilangkan. Stop!,” tegas Presiden dilansir riaupos.

Antara senior ke junior, bullying yang kerap terjadi. Dikarenakan hal-hal seperti itu biasanya dimulai dari waktu penerimaan, mulai MOS, ospek. Makanya ini yang harus dihilangkan dan juga sudah dimulai Kemendikbud RI. Mestinya, lanjut Presiden, pengenalan itu dilarikan kepada hal-hal yang lebih bermanfaat.

“Menolong dan membantu adiknya. Senior bantu junior dan junior hargai senior. Bullying tidak boleh muncul lagi. Stop jadi viral di Medsos,” tambah Jokowi.

Di sela sambutan dan arahannya, Presiden tak lupa memanggil seorang anak yang teriaknya semangat dan gembira untuk maju ke depan. Diawali Radifadila dari SDN 36 Pekanbaru. Siswa kelas 6 tersebut menjawab pertanyaan Presiden dan membuat semua hadirin tertawa. Presiden menanyakan ke Rafi, sapaannya mengenai cita-cita. “Jadi Youtubers Pak,” jawabnya disambut sorakan dan tawa temannya yang hadir.

Karena berani dan mendapat penjelasan dari Presiden dia diberi hadiah sepeda. Sepeda pertama yang diberikan Presiden. Kemudian Jokowi melanjutkan bercerita. Bagaimana dulu dia belajar dan punya tekad harus lebih dari kawan-kawannya.

“Kalau kawan-kawan saya dua jam, saya empat jam. Begitu terus. Tapi tetap main kok. Saya dulu senang main layangan dan kelereng. Ada yang tahu kelereng?” tanya Jokowi disambut jawaban ribuan siswa.

Setelahnya Presiden mendatangi anak-anak dan bersalaman, kemudian tanya jawab dengan memanggil seorang anak yang berani. Empat hingga lima kali. Semua yang ditanya Presiden dan beruntung dapat bersalaman, juga mendapatkan hadiah sepeda dari orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Sebelum acara dimulai dengan host kondang Derri Drajat dan Hesti Purwadinata. Presiden tiba di lokasi acara pukul 08.00 WIB dari tempat menginapnya di Hotel Arya Duta. Berseberangan dengan lokasi acara. Setibanya di sana, disambut Gubri dan jajaran. Presiden menyapa siswa dan mengajak foto bersama. Kemudian Jokowi melempar dadu berbentuk bantal kecil tempat permainan ular tangga yang disediakan.

Jokowi sempat melompat sesuai angka dadu yang keluar setelah dilemparnya. Disambut antusias anak-anak yang berada di dekatnya bersorak. Setelah menyalami hadirin, baru Presiden dan rombongan menuju kursi tempat acara. Ribuan anak-anak duduk bersila di atas karpet. Acara diawali dengan sambutan Gubri.

“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Riau. Mudah-mudahan menjadi motivasi bagi anak-anak Riau untuk lebih baik lagi,” kata Gubri.

Dalam sambutan singkatnya selama lima menit, Gubri menyampaikan berbagai prestasi anak-anak Riau di kancah nasional, bahkan sampai internasional. Termasuk menyampaikan tentang berbagai program strategis pemerintahan Jokowi di Riau yang terus didorong terlaksana. Serta terkait lima daerah di Riau yang meraih Kota Layak Anak.

“Ini komitmen kita mendorong terwujudnya hak anak di Bumi Lancang Kuning,” kata Gubri.

Kemudian dilanjutkan dengan laporan dan sambutan Menteri PPPA Yohanna Yembise. “Saya apresiasi Pak Gubernur yang telah menyiapkan daerah layak anak. Anak-anak seluruh Indonesia kami kumpulkan di sini, agar Riau terus menjadi tempat lebih layak bagi anak-anak,” kata Mama Yo (sapaan akrab Menteri asal Papua tersebut).

Mama Yo juga membahas tentang bullying. Dia meminta agar jangan ada lagi terjadi. Karena sudah ada UU yang melindungi. Kemudian hal terpenting adalah peran orangtua harus mengingatkan anak agar tidak mencela, mencemooh dan merendahkan anak lain. Baik di sekolah maupun lingkungan.

Ia juga memaparkan tentang hukuman seberatnya atas kejahatan seksual terhadap anak. Bahkan jika menyebabkan hingga meninggal, bisa dikebiri, bisa dihukum mati.

“Orangtua jangan sampai terjadi krisis pengasuhan kepada anak. Dimulai dari keluarga, begitu juga anak terlantar, narkoba. Kami mohon jaga dan lindungi hak mereka. Anak juga jangan tiap hari main hape terus,” pesannya.

Selain berbagai kegiatan tersebut juga diisi beberapa acara yang disaksikan Presiden. Mulai nyanyian oleh Cyntia, kemudian ada drama tentang bullying. Serta pembacaan tuntutan oleh Forum Anak Nasional (FAN) yang melakukan pertemuan selama 19-22 Juli di Labersa Hotel Siak Hulu, Kampar.

Beberapa keinginan mereka yang disampaikan di hadapan Presiden dan berharap dituruti. Adalah tingkatkan akses pembuatan akta kelahiran, tingkatkan peran anak dalam pembangunan. Kemudian pendewasaan usia perkawinan, pola asuh ramah anak diwujudkan. Kemudian kendalikan narkoba dan jauhkan anak dari iklan rokok asap rokok. Poin selanjutnya adalah tingkatkan kualitas pendidikan implementasi sekolah lima hari dan zonasi, wujudkan penggunaan internet sehat, pembelajaran siaga di daerah rawan bencana dan konflik dan lindungi anak dari eksploitasi anak. Rekomendasi tersebut ditetapkan di Riau dan dibacakan dua anak perwakilan FAN.

Halaman :

Berita Lainnya

Index