Benarkah Banyak Jembatan dan Tikungan di Indonesia Minta Tumbal?

Benarkah Banyak Jembatan dan Tikungan di Indonesia Minta Tumbal?
Ilustrasi

Di berbagai jalan raya antar kota di Indonesia sering ada tempat-tempat yang oleh masyarakat penggunanya disebut angker. Dikatakan angkerkarena di tempat-tempat tersebut sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang kerap menelan korban jiwa.

Keangkeran tempat-tempat semacam itu dilengkapi pula dengan cerita-cerita bahwa ditempat itu ada penunggunya seperti jin, siluman, atau hantu yang memang selalu meminta tumbal (korban nyawa manusia).

Tempat-tempat angker itu biasanya identik dengan kawasan di sekitar jembatan, tanjakan, pinggiran sungai atau jurang serta tikungan tajam. Benarkah kecelakaan disebabkan oleh adanya keinginan para lelembut akan tumbal manusia?

Dalam tulisannya di KOmpasiana, M Kanedi mengulas, sebenarnya, tidak perlu heran jika di tempat-tempat seperti jembatan, tikungan dan tanjakan sering terjadi kecelakaan lalu lintas.

Jembatan

Memasuki jembatan bisanya badan jalan ditinggikan dan terjadi penyempitan,di kiri-kanan jalan yang menyempit tadi biasanya terdapat jurang bibir sungai. Badan jalan yang ditinggikan dan menyempit tadi tentu tidak dapat dilalui dengan kecepatan tinggi. Tetapi sering kali pengemudi tidak mengantisipasinya, misalnya karena belum mengenal jalan tersebut dengan baik. Pengemudi yang sedang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi lalu tiba-tiba bertemu dengan jalan yang ditinggikan dan menyempit dipaksamengurangi kecepatan (mengerem) kendaraannya secara tiba-tiba.

Tindakan ini tentu akan berpengaruh pada keseimbangan kendaraan, jika pengemudi kaget atau panik maka kala itulah kecelakaan dapat terjadi di dekat jembatan. Beruntung jika jalan menuju dan keluar dari jembatan tadi berbentuk lurus, ada kalanya sebelum jembatan tadi ada tikungan dan turunan dan setelah jembatan tadi terdapat pula tikungan dan tanjakan. Situasi jembatan seperti itu jelas berpotensi dapat menimbulkan kecelakaan.

Tikungan dan tanjakan

Tikungan, terlebih jika tikungannya tajam,sering menimbulkan kecelakaan ketika kendaraan di pacu terlalu tinggi sehingga pengemudi tidak mampu mngendalikan kendaraan ketika melewatinya. Jalan menanjak atau menurun menuntut kondisi kendaraan yang baik, khususnya rem. Rem blong adalah salah satu yang sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas di jalan-jalan yang banyak tanjakan dan turunannya.

Selain kondisi jalan dan kondisi kendaraan, faktor penyebab kecelakaan yang paling banyak adalah faktor manusia, pengemudinya. Faktor manusia antara lain: ceroboh, tidak sabar, dan mengantuk. Jadi, sebenarnya kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh hal-hal alamiah biasa. Lalu mengapa sering dikaitkan dengan jin, setan, atau siluman penunggu jalan?

Mitos itu sebenarnya hanyalah kambing hitam saja, agar si pengemudi terhindar dari tuntutan atas kecelakaan yang terjadi. Bagaimana hal itu dapat dijelaskan?

Misalkan, seorang pengemudi mengalami kecelakaan, katakanlah penyebabnya karena dia mengantuk. Jika dia berterus terang, maka dia akan disalahkan,apa lagi jika dia berterus terang bahwa penyebabnya karena dia kebut-kebutan di tempat yang salah.Bukan hanyaakan dipersalahkan, pengemudi yang mengalami kecelakaan karena mengantuk dan karena ngebut yang tidak tepat akan dianggap bodoh dan kurang terampil mengemudi.

Siapa pun orangnya akan menghindari penilaian seperti itu. Pengemudi upahan bisa-bisa akan kehilangan pekerjaan jika mengakui terus terangkesalahan konyol dirinya.

Satu-satunya dalih paling aman adalah mengarang cerita tahayul bahwa kecelakaan itu terjadi karena dia tiba-tiba melihat ada nenek-nenek melintas di depannya, melihat cahaya menyilaukan yang tidak jelas asalnya,atau melihat binatang menghadang ditengah jalan lalu lenyap dengan tiba-tiba, dan sebagainya. Cerita itu aman, karena tidak ada yang bisa membuktikannya.

Jadi, hati-hati dan selalu jaga stamina saat akan mengemudi, terlebih untuk jarak jauh, adalah cara terbaik menguruangi risiko kecelakaan lalu lintas.

Halaman :

Berita Lainnya

Index