Jadi Idola Karena Ada Ikan Segar

Jadi Idola Karena Ada Ikan Segar
Aktivitas pedagang dan pembeli di Pasar Dupa Pekanbaru, Kamis (27/7/2017). Pasar Dupa terletak di Jalan Merpati Pekanbaru merupakan salah satu pasar t

PEKANBARU - Barisan seng tegak berjejer rapi menutup tanah kosong. Tanah padat yang tidak rata, terpakir enam mobil dan delapan sepeda motor. Bawang merah dionggok sesuai ukurannya. Sayur bayam, kangkung, dan sawi segar terlihat di depan kios bawang.

Pasar yang tersembunyi di belakang ruko ini, masih sibuk dengan aktivitasnya. Tak jauh dari penjual sayur-sayuran, kios ikan berjejer sekitar delapan pedagang. Tak banyak tersisa,karena telah terjual sejak pagi. “Pukul 04.00 WIB sudah buka, jadi pagi sudah banyak yang beli. Apalagi untuk yang dijual lagi,” ujar Soni pedagang ikan yang sudah sepuluh tahun berjualan di Pasar Dupa.

Terlihat beberapa kios sedang melakukan perbaikan. Meja kayu tempat berjualan diubah menjadi semen. “Ini perintah Pak Haji, untuk memperbaiki kualitas pasar,” ujar Ade pedagang sayur yang dulunya menggunakan kayu sebagai meja.

Pak haji adalah panggilan yang dipakai para pedagang untuk menyebutkan nama pengelola Pasar Dupa. Perbaikan juga terlihat di bagian atap, serta kayu-kayu yang menjadi peyangga atap. Atap-atap ditegakkan lebih tinggi dari kios- kios para pedagang, untuk pelindung bagi pembeli.

‘’Bagaikan melilit padi dengan daunnya,’’ ucap H Hamizar Hamid yang mengenang pertama kali dirinya membangun Pasar Dupa.

Pasar Dupa berdiri sejak tahun 1988 di lahan seluas 2 hektare ini. Dulunya adalah taman hiburan serta bioskop. Taman hiburan Dupa Kencana . “Dupa itu, karena dulunya di sini Dupa Kencana, tapi karena ada kebakaran tak dibangun lagi, dipilih jadi pasar,” ujar H Hamizar Hamid. Selaku pemilik serta pengelola Pasar Dupa memang butuh waktu lama untuk membangun pasar sebesar itu.

Meskipun sekarang ini sudah banyak pasar-pasar yang dibangun ditempat lain. Baik tradisional maupun modern tapi peminat dari pasar pagi sendiri tidak pernah berkurang. “Harga di sini lebih murah dari pasar lain. Di sini juga banyak grosirnya. Pedagang yang buka kedai di perumahan lebih banyak ambil di sini” ujarnya seperti dilansir riaupos.

Untuk selalu menjaga agar para pembeli maupun pedagang tetap berada di Pasar Dupa Hamizar Hamid selalu memperhatikan kebersihan, serta keamanan di Pasar Dupa. Ia menyediakan petugas Satpam yang menjaga pasar. Perbaikan terus dilakukan untuk kenyamanan pembeli. “Saya akan terus melakukan perbaikan untuk kemajuan pasar ini, ke depannya jalannya akan di semen rata biar tidak becek,” ujarnya saat sedang memantau pekerja di kios daging.

Dalam pengelolaan sampah, pengelola menyediakan sendiri petugas serta mobil pengangkutnya. Terlihat disudut pasar, terdapat ruang yang diberi tembok bersusun berbentuk u tempat sampah diletakkan. “Sampah di sini ada petugasnya, nanti sampah dikumpulin, terus diangkut dan di­buang kemuara fajar langsung setiap harinya,” tambahnya.

Pasar yang terletak di Jalan Su­dirman ini, berada dibelakang ruko-ruko bangunan. Akses masuknya bisa melalui Sudirman lalu masuk kejalan merpati ataupun jalan gelatik. Selain melalui sudirman akses masuknya juga bisa melewati Jalan Puyuh Mas. Karena Pasar Dupa ini terletak di antara Jalan Sudirman serta Jalan Puyuh Mas.

Sedangkan sejarahwan Riau, Suwardi MS bahwa dulunya pasar tersebut ramai. Hiruk pikuk jual beli begitu terasa. Arealnya dulu luas. Belum di kepung ruko, seperti sekarang.

“Dulu arealnya tidak dibatasi seperti sekarang. Lahan parkir luas. Posisinya juga strategis. Sehingga banyak masyarakat yang memilih belanja disana. Selain jual sayur-sayuran, komoditas andalan disana dulu ikan-ikan segar dari sungai dan danau,” kenangnya. Ikan tersebut dijual langsung oleh masyarakat dari luar Pekanbaru. Karena itu, pembeli pun puas memilih bahan masakan yang mereka butuhkan.

Namun, kini, pasar tersebut tak lagi termasyur seperti dulu. Banyaknya muncul pasar-pasar lain, ditambah kondisi Pasar Dupa yang kini menyempit dan tidak berkembang diprediksi Suwardi jadi penyebab pasar ini terlupakan.

Halaman :

Berita Lainnya

Index