INDRAGIRI HILIR - Bagaikan film koboi di televisi, dua orang terduga pelaku pengeroyokan terhadap PA (67) berinisial AW dan AD, di ketahui sempat menembakkan senjata api (senpi) di tengah kerumunan Pasar Desa Pengalihan, Kecamatan Keritang, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Berdasarkan pengakuan kronologis Korban PA melalui Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) RAM selaku pendamping, sampai di , Jum'at (4/8/2017) sekitar pukul 08.30 WIB, saat korban hendak memasukan uang di kotak infak, tiba-tiba bertemu dengan pelaku AW yang langsung mengancam dengan mengatakan, “Kenapa kau disini mau ngajak bertikam ya”.
Setelah itu, tiba-tiba bogem (pukulan) juga melayang dari arah kiri korban dari tangan Pelaku AD ke pipi kiri korban.
Setelah kena bogem Pelaku AD, pelaku AW mencabut badik di pinggangnya dan ingin diarahkan ke arah korban, nasib baik ternyata meleset namun na'as pelaku AD menikam dari arah kiri korban sehingga terjatuh.
Beruntung tikaman tersebut hanya bantat dan tidak dalam, selanjutnya korban didorong dan dikerumuni, saat itulah tiba - tiba terdengar suara tembakan senjata api dari jarak 3 – 5 meter dari depan korban yang di duga dilakukan oleh pelaku AW.
"Suara tembakan tersebut, sontak aja membuat menjadi tumpah ruah oleh orang yang berlarian termasuk korban untuk menyelamatkan diri," ujar Yudhia Perdana Sikumbang, S.H selaku kuasa hukum pendamping korban di Tembilahan dilansir tribun , Minggu (6/8/2017).
Saat ini kasus tersebut telah di laporkan ke Polres , selain melaporkan kasus pengeroyokan tersebut, dalam laporannya, YLBH RAM sebagai kuasa hukum pendamping korban, juga melaporkan pelaku telah melanggar undang - undang Darurat No. 12 Thn 1951 Tentang kepemilikan illegal.
“Ancaman Hukumannya tidak main – main loh, barang siapa tanpa hak, membuat, menyimpan, menggunakan tanpa izin dari POLRI diancam dengan hukuman mati atau penjara Selama 20 tahun,” tandas Alumnus Bung Hatta Padang ini.
.jpeg)
