DUMAI - Ratusan warga bersama mahasiswa Sakai, melancarkan aksi protes dengan menyadra alat berat milik PT Arara Abadi (AA), Senin (7/8). Protes itu dilakukan warga, karena perusahaan telah menggarap lahan adat Sakai yang berlokasi di RT2/RW3, Desa Bathin Sobanga, Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis.
Penyetopan aktivitas perusahaan di lahan milik Khalifah Hanafi alias Guntur seluas tiga hectare yang juga dijadikan lahan adat Sakai, dikarenakan perusahaan sama sekali tidak meminta izin. Dan hingga kini belum mendapatkan izin darinya untuk menggarap tanah tersebut. Kontan saja dia tak terima. Apalagi, sejak tahun 2014, perusahaan sudah mengambil tanah itu sebagai material campuran kerikil untuk penimbun jalan kebun di areal HTI PT AA.
Dalam aksinya kemarin, Guntur tidak bergerak sendiri. Dia dibantu keluarga dan para kolega. Humas Himpunan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Sakai Riau (HPPMSR), Andika Sakai turut mendampingi dalam aksi penyetopan aktivitas alat berat PT AA tersebut.
“Kami minta pihak perwakilan PT AA dan pekerja menghentikan kegiatan, karena tak ada izin dari pemilik. Ketua RT setempat, Pak Robin sudah mengakui bahwa tanah ini adalah milik Pak Guntur. Kami juga meragukan apakah aktivitas perusahaan di sini mendapat izin dari Pemkab Bengkalis atau tidak sama sekali,” ujar Andika Sakai dilanair riaupos.
Ditambahkan Andika, aksi penyetopan dilakukan karena pihak perusahaan sudah disurati dua kali. Tapi tidak ada tanggapan sama sekali. Aksi penyetopan kemarin berlangsung aman terkendali. Aparat kepolisian turut memantau situasi. Penyetopan juga disaksikan perwakilan PT AA Distrik Bukit Kapur yang berkantor di wilayah itu.
Pemilik dan warga bersama Humas HPPMSR kemarin juga mendatangi kantor PT AA di daerah setempat. Koordinator Plantation PT AA, Supratman dan Kepala Security, Rudy Mulyadi tak bisa memberikan jawaban resmi atas nama perusahaan. Menurut mereka jawaban itu merupakan wewenang pihak manajemen di Pekanbaru. Keduanya juga minta warga kembali membuat surat untuk disampaikan ke pihak manajemen.