DUMAI - BPJS Kesehatan Cabang Dumai menyatakan, hasil pelayanan gratis pemeriksaan dini kanker servik sejak 13-31 Juli 2017, menunjukan ada tiga peserta terindikasi positif sakit karena ditemukan benjolan di alat kelamin.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Dumai Adi Siswadi di Dumai, Selasa, mengatakan peserta terindikasi sakit ini selanjutnya dirujuk agar menjalani perawatan tingkat lanjutan dan mendapat penanganan medis lebih intensif oleh dokter spesialis.
"Mereka yang terindikasi kanker rahim ini kemudian dirujuk untuk ke perawatan tingkat lanjutan agar ditangani intensif dokter spesialis," kata Adi kepada pers.
Disebutkan, hasil dari pelaksanaan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di semua fasilitas kesehatan primer kerjasama atau laboratorium terdaftar ini mencatat sebanyak 2.754 skrining, 90 papsmear dan 500 IVA.
Ribuan orang ikut pemeriksaan gratis bulan deteksi dini kanker servik ini, tidak saja peserta wanita asal Dumai, melainkan juga dari beberapa daerah di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Dumai.
"Periksa gratis deteksi dini servik ini bentuk dukungan kita dalam gerakan masyarakat hidup sehat bagi peserta, sekaligus memperingati hari ulang tahun bpjs kesehatan ke 49," sebutnya dilansir antara.
BPJS Kesehatan Dumai saat itu membuka pelayanan deteksi dini serviks di setiap fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar, dan papsmear di Laboratorium Klinik Prodia Duri dan Laboratorium Thamrin Dumai.
Dilanjutkan, kanker serviks baru terdeteksi ketika sudah stadium lanjut, dimana proses pengobatan jadi lebih sulit dan biaya pengobatan juga mahal, namun paling mudah dicegah dengan pemberian vaksinasi.
Data nasional 2016, diketahui jumlah kasus kanker servik di tingkat pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan mencapai 12.820 kasus dengan total biaya sekitar Rp56,5 miliar, rawat inap tingkat lanjutan 6.938 kasus sebesar Rp87,1 miliar.
Sementara, Dokter Pengawas Tunas Muda Medika dr Rahmi Salbi menjelaskan, pemeriksaan dini terhadap kanker leher rahim ini sangat diperlukan sebagai tindakan preventif, karena jika terlambat terdeteksi maka beresiko kematian.
"Kita imbau peserta untuk mencegah dan mendeteksi dini penyakit jadi momok menakutkan kaum wanita ini karena beresiko kematian," sebut Rahmi beberapa waktu lalu.