Ditemani Seekor Anjing, Jutawan Ini Habiskan Hidup 20 Tahun di Pulau Terpencil

Ditemani Seekor Anjing, Jutawan Ini Habiskan Hidup 20 Tahun di Pulau Terpencil

Kisah mantan jutawan yang memilih hidup di Pulau terpencil dengan seekor anjing ini bukanlah kisah fiksi dalam novel atau film. Ini adalah kisah nyata dari seorang pria bernama David Glasheen yang berusia 73 tahun.

David pindah ke ke Restoration Island di sebelah timur laut Australia pada 1997 setelah dia kehilangan kekayaan pada kecelakaan saham pada 1987. Kini dia tinggal di gubuk kayu bersama dengan satu anjing kesayangannya, Polly sebagai teman.

Tampilan David saat ini menggambarkan seseorang yang telah hidup lama dengan alam. Rambut dan jenggot putihnya memanjang dan tak begitu memerhatikan penampilan tubuhnya. Tanpa listrik, air bersih, dan harus hidup dari berburu satwa luar yang mematikan, David justru merasa aman di pulau ini. Sebab ia tidak perlu merasakan ketakutan akan tindakan teroris.

“Di sini ada ular, laba-laba dan buaya tapi lebih aman di sini daripada banyak bagian lain dunia saat Anda mendengar tentang serangan teroris. Saya suka di sini karena saya selamat, tidak peduli berapa umur dan seberapa sulit Anda masih ingin tidur karena tahu Anda tidak akan diserang,” ujar David dikutip okezone dari Nypost,Selasa (15/8/2017).

NTT David pun mengungkapkan dirinya ingin tinggal di Restoration Island hingga menghembuskan napas kelak. Ia merasa hidupnya tenang sejak berada di pulau ini karena tak perlu memikirkan uang yang membuat segalanya rusak.

Meski demikian, ia mengatakan dengan hidup sendiri, maka dia tidak bisa melakukan percakapan yang cerdas dan kontak fisik dengan orang lain. Setelah merasakan kesepian, David ingin memiliki pasangan, setidaknya wanita yang akan mengunjunginya beberapa kali dalam setahun. Karena rasa kesepiannya itu pula, David mengaku menyayangi hewan-hewan liar yang berbahaya seperti buaya air asin.

David sendiri lahir di pesisir utara Australia dan berasal dari keluarga Irlandia yang kaya. Ia dididik di sekolah swasta dan memulai kariernya sebagai pengusaha. Ia sempat mengembangkan perusahaan pertambangan emas di Papua Nugini namun bangkrut karena hancurnya saham pada 1987.

Kini, ia menetap di Restoration Island. Meski tanpa listrik, ia memanfaatkan panel surya dan generator cadangan untuk menghasilkan listrik yang dapat membuatnya mendapatkan sambungan internet dan mengetahui berbagai informasi dari media sosial. Dia pernah berpikir untuk mengembangkan pulau ini dengan mendirikan hotel.

Namun ia tidak merealisasikannya karena sadar dapat menghancurkan pulau tersebut. “Saya menghormati pulau ini. Saya senang kami tidak pernah memutuskan untuk mengembangkan pulau ini karena kami akan menghancurkannya,” ujar David.

Halaman :

Berita Lainnya

Index