Spanduk Timses Bertebaran, IPMAKUSI: Blunder Besar Oleh Timses

Spanduk Timses Bertebaran, IPMAKUSI: Blunder Besar Oleh Timses
Ketua Ipmakusi Pekanbaru Wiriyanto Aswir SIP

TELUK KUANTAN - Helat pacu jalur yang akan digelar tanggal 23-26 Agustus 2017 ini sudah di depan mata, helat tahunan yang telah terdaftar di kalender Pariwisata Nasional itu pun mengundang lautan manusia untuk menyaksikan pertarungan antar jalur yang berupa sampan berukuran besar yang diisi oleh 50 orang anak pacu di Tepian Narosa Teluk Kuantan.

Tradisi yang turun temurun yang berusia lebih dari seabad yang tetap terjaga ini terus dikembangkan oleh berbagai pihak. Tidak dapat disangkal Pacu Jalur di Kuansing telah lama menyedot perhatian publik, dari wisatawan lokal hingga mancanegara.

Akan tetapi, Pacu Jalur 2017 yang berdekatan dengan helat suksesi kepemimpinan kepala daerah Provinsi Riau, ibaratkan gula yang dikelilingi semut, kerap pula disatroni oleh para calon pejabat daerah Riau, hal ini bisa berbagai bentuk seperti misalnya berupa bantuan uang tunai, hadiah, dan lain sebagainya.

Disatu pihak hal ini selagi masih dalam standar kewajaran dianggap biasa, karena memang tidak dapat dihindarkan bila terdapat tokoh dari kabupaten lain atau bahkan daerah lain terlepas dari siapapun dia, ingin membantu melestarikan, mempromosikan atau bahkan memberikan sumbangsihnya untuk mensukseskan terselenggaranya pacu jalur di Kabupaten Kuansing, akan tetapi disisi lain kiranya perlu diperhatikan cara-cara yang digunakan oleh berbagai timses bila menganggap helat kebudayaan yang ''sakral'' bagi masyarakat Riau, khususnya Kuansing jangan sampai dinilai "murah" atau dimanfaatkan secara sembrono oleh pihak-pihak yang hanya berkepentingan tertentu saja.

Sebagaimana yang mulai terlihat di setiap ruas-ruas jalan di Kota Teluk Kuantan yang memperlihatkan beberapa kandidat Bakal Calon Gubernur mulai mengeluarkan senjata berupa spanduk-spanduk yang dipasang dengan kata-kata klaim, serampangan dan kurang beretika. Hal ini mengundang kecaman dari berbagai pihak diantaranya, Ketua Ipmakusi Pekanbaru Wiriyanto Aswir SIP.

''Kita memandang, Pacu Jalur adalah Warisan Budaya turun-menurun yang ada di Kuansing yang perlu dilestarikan, dan tentu saja bantuan ataupun dukungan dari berbagai pihak untuk membantu sukses nya helat akbar ini tentu tidak bisa dinafikan, akan tetapi kami mengkritik apabila cara-cara yang digunakan tidak elegan dan serampangan, seperti kita lihat spanduk-spanduk klaim sana dan sini, dijejerkan disaat helat Pacu Jalur ini dilaksanakan jelas kurang beretika, kalau lah ini yang buat timses, ini blunder, tidak elegan, seharusnya yang ditunjukkan adalah kontribusi nyata pihak-pihak tersebut, bukan berkampanye secara sembrono yang justru menimbulkan respon anti pati dari masyarakat, kurang elok dipandang mata, kami minta aparat sesegera mungkin melakukan penertiban untuk hal ini'', ungkap Wiriyanto Aswir.

Pemuda yang berasal dari Kelurahan Muara Lembu ini juga menghimbau agar promosi mengenai Pacu Jalur ini semakin ditingkatkan. "Kami apresiasi sekali dengan adanya komunitas IPJKS, melalui grup FB sampai membuat aplikasi berbasis android dan radio. Adapula Video promosi jalur 2017 dari ARD Picture, terakhir ada pula dari Dinas Pariwisata Provinsi Riau. Ini menunjukkan ada nya pertanda kemajuan dari berbagai pihak dalam mengemas Pacu Jalur, hal ini tentu merupakan langkah positif bagi Kuansing sendiri, apalagi kemarin di hadapan kepala daerah se Indonesia, Tema Jalur sendiri sudah ditampilkan saat penyerahan piala Adipura oleh Presiden RI kepada Bupati Kuansing, ini pertanda baik dan harus didukung bersama, akan tetapi jangan sampai kekurangan yang sudah-sudah kembali terjadi untuk kontribusi sendiri, pihak pemprov maupun pemerintah pusat harus memandang budaya yang telah berusia lebih dari umur Republik ini, harus benar-benar diperhatikan secara kongkrit, harus nyata ada bantuannya, ada pembangunan infrastrukturnya, bukan hanya mendukung-dukung lewat tulisan-tulisan, foto-foto, itu hampa dan tak berguna, tapi kalau kongkrit tentu panitia mudah bekerja, masyarakat menjadi senang dan pacu jalur benar-benar dapat terus berjaya," serunya pemuda yang belum lama ini resmi menyandang titel SIP.

Bukankah slogan-slogan sana-sini sudah diteriakkan, Riau Homeland of Melayu, itu harus diwujudkan, salah satunya ya dengan membantu Pacu Jalur ini, ini budaya kandung, nyata sekali simbol bagi kebangkitan kebudayaan itu sendiri, sekali lagi masyarakat itu akan menilai, mana yang benar-benar berkontribusi dan Pacu jalur itu sakral, kultur berkelanjutan jangan direndahkan, diremehkan apalagi hanya untuk kepentingan lima tahunan. Basatu Nagori Maju," tegas Aktivis Cabe Rawit ini.***

Halaman :

Berita Lainnya

Index