Sedih Setelah Keguguran, Namun Ibu Muda Ini Tak Percaya yang Dilihatnya

Sedih Setelah Keguguran, Namun Ibu Muda Ini Tak Percaya yang Dilihatnya

Ini adalah topik yang tidak mendapat banyak perhatian yang layak seperti yang diharapkan, sebagian dikarenakan begitu sulit untuk dibicarakan, terutama ketika sang kecil datang di dunia hanya dalam waktu yang singkat karena keguguran.

Namun, tidak semua orang menyadari bahwa 1 dari 4 kehamilan berakhir dengan keguguran atau bayi lahir meninggal, dan kehilangan itu adalah sangat menyakitkan bagi calon orang tua.

Cerita sedih ini sangat sulit secara terbuka untuk meratapi, dan bahkan lebih sulit untuk dibicarakan.

Ini adalah topik yang tabu selama bertahun-tahun, namun sekarang ibu ibu secara perlahan mulai terbuka mulai membicaraknnya.

Beberapa ibu menceritakan pengalaman “bayi pelangi” mereka atau kandungannya keguguran, sementara yang lain masih meratapi anak yang sangat diinginkan namun berlalu terlalu cepat.

Pada hari terakhir, apa yang paling penting adalah bahwa semua perempuan ini menceritakan kisah mereka, dan mendorong ibu-ibu lain untuk berbicara tentang kehilangan sebelum kelahiran dan pengalamannya.

Cerita memilukan di bawah ini adalah dari seorang ibu yang luar biasa dan pesannya untuk ibu-ibu lain.

Dia dan suaminya Justin sedang bersemangat menunggu kelahiran anak pertama mereka, seorang bayi perempuan, yang akan mereka beri nama “Scarlett”.

Kehamilannya dianggap berisiko tinggi, karena Alyssa sang calon ibu memiliki cerebral palsy (penyakit gangguan di otak) dan diabetes tipe 2 dari kondisi lainnya.

Dia melakukan segalanya dengan sekuat tenaga untuk memantau kemajuan bayinya.

Pada akhir September, segala sesuatu tampaknya masih berjalan sesuai rencana .

Alyssa menceritakan tentang sang kecilnya, “Pada tanggal 28 September saya check up secara rutin dengan USG. Scarlett sangat sehat.

Beratnya 14 ons dan denyut jantungnya 131, dia begitu gemuk dan sempurna.

Itu adalah minggu ke -19 dan hari ke 6 dan ia merupakan kebanggaan dan kegembiraan saya. “

Pasangan muda ini sudah tidak sabar mempunyai bayi Scarlett untuk bergabung dengan keluarga mereka, Justin dan Alyssa bertemu enam tahun lalu, ketika mereka masih remaja.

Pasangan muda ini menulis, “Kami langsung tahu bahwa kami saling jatuh cinta dan ingin menghabiskan waktu bersama-sama selamanya.

Hampir bersamaan kita bicarakan mau menikah dan memiliki anak sendiri.

Ya, kita masih muda, tapi kami tahu apa yang kami inginkan.”

Mimpi ini tampaknya menjadi kenyataan pada bulan Juni, ketika Alyssa mengikuti naluri seorang ibu:

“Sesuatu dalam hati saya mengatakan, saya harus melakukan tes kehamilan … Saya meletakan tes di sudut wastafel dan berbisik kepada Tuhan: ‘Tuhan, tolong biarkan ia positif, mohon,saya mohon kepada Anda Tuhan .. Tolonglah. “selanjutnya terlihat dua garis merah muda yang cerah. Saya menangis karena perasaan gembira yang luar biasa dalam hati saya.”

Semua tampaknya seperti yang direncanakan, sampai 28 September.

Check up menunjukkan bahwa Scarlett tumbuh dan berkembang, tetapi Alyssa merasa sakitnya yang luar biasa saat USG dan terasa mau “pingsan.”

Pada awalnya, ia menorehkan ketidaknyamanan hingga perasaan sakit dan nyeri kehamilan biasa, tetapi khawatir semakin bertambah, karena rasa sakitnya tidak berkurang dan secara bertahap berkembang menjadi sakit perut dan nyeri panggul.

Dia menulis, “Menjadi hamil, sangat sulit untuk mendiagnosa kesakitan dengan segala perubahan fisik. Jumat saya berguling-guling dan tidak bisa lagi menahan rasa sakit seperti ini lagi … Minggu, 2 Oktober saya dibawa ke ruang gawat darurat di kota saya karena saya masih sakit dan ada pendarahan kecil … Scarlett masih sehat, sehingga mereka membolehkan kami pulang. suami saya dan saya sangat lega. kami bersyukur kepada Tuhan bayi kami baik-baik saja. Pada hari Senin, dan saya menelpon dokter kandungan saya kembali … .Saya diberitahu bahwa semua yang saya alami adalah normal. “

Dia menambahkan, “Sejauh ini semua dokter yang saya tanya tidak ada yang tampak khawatir, sehingga saya percaya kepada mereka. Saya tahu semuanya akan baik-baik saja. Saya berdoa semuanya akan baik-baik saja. Saya berdoa lebih keras daripada yang pernah saya lakukan di seluruh hidup saya.”

Namun, dia punya naluri seorang ibu yang mengatakan semua itu tidak baik.

Pada hari Senin, tanggal 3 Oktober, ibu muda ini dilarikan ke rumah sakit persalinan yang telah mereka pilih untuk melahirkan Scarlett, yang berjarak 45 menit dari rumahnya.

Alyssa menulis, “Ketika kami tiba di rumah sakit, perawat yang baik itu memastikan saya nyaman … Setelah aku tenang, dokter kandungan datang untuk melakukan pemeriksaan.

Dia mengatakan kepada kami bahwa saya mungkin menderita rahim lemah atau tubuh saya mencoba untuk menggugurkan bayi perempuan kami yang cantik. “

Dia mengatakan bahwa dengan rahim lemah, mereka biasanya bisa melakukan prosedur untuk membuat jahitan agar leher rahim tertutup, tapi dalam kasus Alyssa itu tidak akan membuat perbedaan, dan itu mungkin akan membuat dia tidak akan hamil lagi.

Dia menambahkan, “Dia melakukan USG untuk memastikan Scarlett baik-baik saja, dan dia memang sehat. Dia adalah bayi yang sehat, bayi cantik. “

Staf medis memberi Alyssa magnesium dalam upaya untuk menjaga rahimnya tidak melebar lebih jauh dan agar dia dapat tidur, berharap bahwa tindakan tersebut akan cukup.

Sang kecil Scarlett masih menunjukkan tanda-tanda yang sehat dan normal, tapi hanya saja dia terlalu besar bagi leher rahim Alyssa untuk mendukungnya.

Inkompetensi serviks (satu kondisi dimana mulut rahim (serviks) mengalami pembukaan dan penipisan sebelum waktunya, sehingga tidak bisa menahan janin, dan mengakibatkan terjadinya keguguran atau kelahiran prematur) adalah kondisi umum yang mempengaruhi 1 dari setiap 100 wanita.

Hal ini sulit untuk diketahui lebih awal, tapi mungkin telah terdeteksi sebelumnya oleh tim medis Alyssa, karena dari awal ia dianggap kehamilan risiko tinggi.

Sayangnya, meskipun dengan magnesium,pada hari berikutnya leher rahim Alyssa terus melebar.

Dia menulis, “Saya tidak begitu ingat kapan waktunya mereka datang untuk memeriksa saya, tapi saya tahu itu di pagi hari. USG menunjukkan bahwa rahim saya melebar 5 cm dan pada dasarnya Scarlett dalam perjalanan untuk menemui kami … Saya merasa seperti saya telah gagal.

Saya merasa seperti saya telah gagal demi suami saya dan putri kami. Semua yang bisa saya keluarkan adalah “Maafkan saya, maafkan saya. Saya sangat menyesal. “

Saya harus mengulanginya terus belasan kali. Kami berdua menangis dan berdoa, berdoa dan menangis. Kami memberitahu keluarga kami dan teman-teman dekat kami tentang berita ini.

Kami mengatakan kepada mereka bahwa akan lebih baik untuk datang ke rumah sakit.

Kami dikelilingi oleh begitu banyak cinta hari itu.

Begitu banyak yang berdoa, dan begitu banyak cinta yang memenuhi kamar rumah sakit. “

Hanya 20 minggu dan 5 hari, bayi Scarlett masih terlalu muda untuk bertahan hidup; bayi prematur termuda yang pernah didokumentasikan dan bertahan hidup adalah James Elgin Gill, lahir pada usia 21 minggu dan 5 hari.

Alyssa dan Justin tahu akan bahwa bayi perempuan mereka tidak akan bertahan terlalu lama setelah persalinan, sehingga mereka memastikan keluarga dan teman-teman (digambarkan di atas) yang ada di ruang bersalin untuk mengatakan halo dan selamat tinggal buat sang kecil mereka.

Namun, mereka tetap berdoa untuk mukjizat.

Dia menulis, “Saat saya memeluknya, dia terengah-engah.

Saya mengatakan kepadanya bahwa saya sangat menyesal.

Saya bilang saya mencintainya.

Saya bilang tidak apa-apa saya rela dia pergi.

Melihat anak Anda sekarat dan mengetahui bahwa tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk menyelamatkannya, itu adalah perasaan yang mengerikan.

Kau tak berdaya. Semua orang bergantian, mereka memeluknya.

Semua orang mencintainya. Yang pernah dia alami adalah cinta. “

Scarlett hanya dapat bertahan selama dua jam, tapi dalam dua jam tersebut, dia dipeluk dan dicintai serta dikunjungi oleh seluruh keluarganya, dan dipeluk serta di sayangi oleh ibunya sepanjang waktu.

Waktu singkat dia di dunia telah dibuat serangkaian foto-foto kelahiran yang indah oleh neneknya sendiri, yang sudah diberi sebuah “nama nenek.” Dia berencana untuk pergi dengan “Haha”, sehingga semua foto nya ditulis “Scarlett Haha “.

Bayi Scarlett tidak mendapatkan kesempatan untuk berkumpul lebih dari dua jam dengan keluarganya, tapi Alyssa memberikan bayi perempuannya sebuah tujuan yang kuat.

Dia mendorong sesama ibu untuk berbicara tentang keguguran dan bayi meninggal sesudah lahir, dan membuka diri tentang inkompetensi serviks.

Harapannya adalah bahwa dengan meningkatkan kesadaran, banyak ibu-ibu yang akan melakukan diagnosis lebih dini, dan akan lebih sedikit kehilangan bayi sehat.

Halaman :

Berita Lainnya

Index