Lunturkan Ilmu Pelet, Pria Dengan 16 Istri Gauli Pelajar SMA

Lunturkan Ilmu Pelet, Pria Dengan 16 Istri Gauli Pelajar SMA
Ilustrasi

Berdalih untuk ritual ilmu hitam, Januri alias Joni (43) dengan dibantu istrinya Robina (26), tega menyiksa dan memperkosa RS (15), siswi SMA di Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Muaro Bungo, Jambi, Januari lalu. 

Kala itu, dari pengakuan pelaku, sudah 17 gadis yang diperawani diberbagai daerah di Indonesia. Sebagai syarat untuk menuntut ilmu hitam dari gurunya, pelaku mesti memperawani 36 gadis. 

Nah, yang terbaru, Joni (43) punya alasan baru lagi terkait dengan tindakan kriminalnya sebagai penganut ilmu hitam. Dengan punya ilmu pellet ampuh, dia memiliki 16 istri.

Tapi, untuk menghilangkan ilmu peletnya, dia membutuhkan darah perawan untuk dibalurkan ke tubuhnya.

“Saya mengakui kesalahan yang saya perbuat. Saya bertobat, saya mohon ampun kepada Allah,” kata Joni seperti dimuat Jambi Ekspres.

Joni menceritakan, niat melakukan penculikan terhadap siswi berinisial RS yang masih berusia 15 tahun itu, lantaran ingin melunturkan ilmu pelet yang ada dalam tubuhnya.

Ia harus mengambil darah perawan untuk dilumurkan di tubuhnya. Perawan tersebut diperkosa dahulu. Keinginan kuat untuk melunturkan ilmu hitam itu karena Joni sangat mencintai istrinya Robina.

Penculikan perawan ia lakukannya bersama Robina sang istri. Jika ilmu itu tidak dimusnahkan, maka istrinya akan terus bertambah. Kini ia sudah memiliki 16 istri.

“Kalau tidak dibuang, saya akan nikah terus. Saya tidak mau nikah lagi. Istri saya ini sangat sayang dan perhatian sama saya ,” bebernya, sambil memandang istri yang berada di sampingnya.

Joni mengaku, ilmu pelet diperolehnya saat masih bujangan, dari seseorang di Jawa Barat. Hal itu dilakukan karena ia kerap dicaci maki seorang wanita.

Untuk melunturkan ilmu itu, perintah sang guru harus mengambil darah perawan dan diusapkan ke punggungnya.

Itulah dasarnya ia menculik seorang gadis dan diperkosa berkali-kali. Menurut pengakuannya, setelah darah perawan itu dioleskan ke tulang punggungnya, dia merasakan ada perubahan yang dirasakan.

“Saya merasakan ada perubahan, rasanya jika wanita melihat saya, mereka merasa jijik,” imbuhnya.

Diceritakan Joni, korban yang diperkosanya merupakan anak tetangganya sendiri. Kronologis penculikan, awalnya pelaku Robina yang merupakan istri Joni meminta korban menemaninya ke dusun Rantau Ikil, kecamatan Jujuhan untuk mengambil uang.

Korban saat itu tidak mengamini ajakan Robina lantaran belum minta izin kepada kedua orang tua. Terlebih ia masih menggunakan seragam sekolah.

Pelaku pun terus membujuk rayu melalui via telpon seluler agar korban bisa ikut bersamanya. Akhirnya korban mau ajakan itu mengingat Robina mengaku sudah meminta izin kepada kedua orang tua korban yang merupakan tetangga.

Korban dan pelaku Robina pun berangkat menuju wilayah TKA. Tanpa korban ketahui ternyata suami pelaku sudah menunggu di salah satu simpang menuju kebun diwilayah KM 35.

Korban pun dibawa ke sebuah pondok didalam kebun. Malam harinya korban dianiaya setelah memberontak meminta diantar pulang.

Korban dicekik pelaku dan diseret ke bawah salah satu pondok oleh pelaku Joni dan disaksikan istri pelaku.

Korban berhasil kabur sekitar pukul 12.00 Wib. Ia melarikan diri hingga dua jam dan bertemu dengan petani yang tengah menyadap karet.

Berharap ditolong, namun petani tersebut malah ketakutan dan menolak untuk menolong korban dengan alasan takut terlibat.

Korban kembali berlari menyusuri hutan dan kebun masyarakat, hingga bertemu dengan warga lainnya yang juga nyadap karet. Untung saja warga itu bersedia menolong dan menghubungi masyarakat lainnya.

Sekitar pukul 16.00 Wib korban baru bisa berjumpa dengan keluarga dan masyarakat Sungai Lilin, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas yang sejak malam hari mencari korban. (Riausky)

Halaman :

Berita Lainnya

Index