Selama Pelarian Pembunuh Cici Mengaku Seperti Dibayang-bayangi. . .

Selama Pelarian Pembunuh Cici Mengaku Seperti Dibayang-bayangi. . .
Pelaku pembunuhan Cici Anisa | Tribunpekanbaru

PEKANBARU-AFH (20), pelaku pembunuhan sadis terhadap Cici, wanita yang ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar hotel beberapa waktu lalu, mengaku tak tenang selama masa pelariannya.

Usai membunuh Cici secara sadis, ia kabur ke kampung halamannya di Mojokerjo, Jawa Timur.

Selama hampir kurang lebih sebulan di sana, ia mengungkapkan, setiap waktunya seperti dibayang-bayangi oleh korban.

"Saya tidak tenang, seperti dihantui terus. Saya menyesal," kata dia saat diwawancarai Tribun dalam kegiatan pers rilis di Mapolresta Pekanbaru, Selasa (10/10/2017) siang.

Ia menuturkan, ia merasa kesal dan sakit hati lantaran korban memintai bayaran kepadanya usai begituan di kamar hotel tersebut.

Karena menurut pelaku, yang mengajak ia ke hotel adalah korban.

Sebelum bertemu, ia sudah beberapa kali berkomunikasi dengan korban melalui sebuah aplikasi media sosial (medsos) Beetalk.

Pelaku awalnya memang kenal dengan korban lewat aplikasi medsos tersebut.

"Sehari sebelumnya saya chatting sama dia. Sampai akhirnya besoknya dia ngajak ketemu," sebutnya.

Saat hari naas itu kata AFH, sebenarnya ia ingin mengajak korban jalan-jalan.

Namun saat ia bermaksud menjemput korban di dalam kamar hotel itu, ia malah ditegah oleh korban.

Ia membuat pengakuan, korbanlah yang mengajaknya begituan.

Ia mengira, ajakan tersebut merupakan atas dasar suka sama suka.

Namun ternyata, korban memintai bayaran.

Pelaku sempat membayar uang sejumlah Rp 500 ribu.

Selanjutnya, ia yang merasa dipermainkan nekat membunuh korban.

Peristiwa berdarah itu pun terjadi.

Pelaku secara sadis menghabisi nyawa Cici.

Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku terungkap, ia mengakui melakukan pembunuhan terhadap korban dengan cara memukul kepala korban dengan meja kecil bulat sebanyak 3 kali.

"Setelah memukul kepala korban, ia lalu membekap korban menggunakan bantal dan selimut hingga korban tidak bergerak lagi," terang Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Ariyanto.

Pelaku sendiri sukses diringkus pihak kepolisian selang sebulan kemudian pasca peristiwa naas tersebut terjadi.

Setelah pelaku teridentifikasi, polisi kemudian melakukan pengejaran.

Pelaku berinisial AFH ini ditangkap petugas di daerah Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (6/10/2017).

Kasat Reskrim menuturkan, pelaku dapat ditangkap setelah pihaknya berhasil mengumpulkan informasi dan melakukan analisa mendalam terhadap kasus pembunuhan ini.

"Tim berangkat ke Mojokerto pada Kamis (5/10/2017). Selanjutnya dengan di back up personel Sateskrim Polresta Mojokerto, tim mendapatkan informasi keberadaan pelaku," sebut dia, Senin (9/10/2017).

Kemudian lanjut Bimo, keesokan harinya sekitar pukul 23.00 WIB, tim berhasil menangkap dan mengamankan diduga pelaku pembunuhan terhadap Cici.

"Ia ditangkap di Dusun Kangkungan Desa Kemantren RT 15 RW 04 Kabupaten Mojokerto Jawa Timur," sambung Bimo.

Bimo menambahkan, saat ini pelaku sudah diamankan di Mapolresta Pekanbaru untuk menjalani proses penyidikan lebih lanjut.

Sebelumnya, sesosok mayat wanita ditemukan di dalam kamar nomor 137 hotel Parma Paus, Jalan Paus, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai, Minggu (17/9/2017).

Dari kartu identitas yang ditemukan, wanita tersebut diketahui bernama Cici Anisa Wahab (33), warga Jalan Wijaya, Kelurahan Kedung Sari, Sukajadi, Pekanbaru.

Jasad korban pertama kali ditemukan oleh Afandi, petugas keamanan hotel.

Saat itu, sekitar pukul 12.15 WIB, Afandi mendapat instruksi dari Bunga, selaku petugas receptionis hotel untuk melakukan pengecekan terhadap tamu kamar 137 yang akan cek out ataupun yang akan memperpanjang sewa kamar.

Namun pada saat Afandi mengecek ke kamar 137 dan mencoba menggedor pintu kamar, ia tidak mendapatkan jawaban ataupun respon dari penghuni kamar.

Anehnya, dari dalam kamar tersebut Afandi mendengar suara TV yang sedang menyala.

Karena curiga, Afandi selanjutnya membuka pintu kamar dengan menggunakan kunci master (kunci yang bisa membuka semua kunci pintu kamar).

Alangkah terkejutnya ia saat masuk ke kamar, ia melihat jasad Cici tertelentang di atas tempat tidur dalam keadaan muka tertutup bantal dan hanya menggunakan celana dalam.

Kasur tersebut juga terlihat berlumuran darah.

Hal tersebut pun selanjutnya dilaporkan oleh Afandi ke polisi. (Tribunpekanbaru)

Halaman :

Berita Lainnya

Index