Pekerja Drainase Pukul Warga Gara-gara Protes Bangunan Kepling Tidak Dibongkar

Pekerja Drainase Pukul Warga Gara-gara Protes Bangunan Kepling Tidak Dibongkar
Bangunan milik kepling tidak dibongkar padahal berada di atas drainase

HARIANRIAU.CO – Ichsan Mahyudi (43), warga Jalan Purwosari Gg Buntu No 56, Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur, menjadi korban pemukulan oknum pekerja proyek pengerjaan drainese Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan.

 

Peristiwa pemukulan ini terjadi, Sabtu (9/12/2017) pagi, lantaran Ichsan memprotes bangunan milik Kepala Lingkungan (Kelpling) Lingkungan X, Pulo Brayan Bengkel yang tidak ikut dibongkar.

Keberatan dengan pemukulan itu, Ichsan kemudian melaporkan peristiwa yang dialaminya itu ke Polsek Medan Timur dan melakukan visum ke Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan.

“Bukan saya bermaksud menghalangi pembangunan, apalagi ini untuk kebaikan bersama. Tapi harus adil-lah. Bangunan milik kepling bernama Marasati Aritonang juga harusnya ikut dibongkar,” ujar Ichsan kepada wartawan, Sabtu (9/12/2017).

Ichsan menceritakan, Sabtu pagi para pekerja yang mengaku dari Dinas PU Kota Medan, datang ke Lingkungan X, Pulo Brayan Bengkel untuk melakukan pelebaran dan pembersihan drainase dan pembongkaran bangunan yang berada di atas drainase.

Sejumlah alat berat diturunkan, seperti 1 unit beco/escavator, 5 unit truk dan ratusan pekerja.

Hampir seluruh bangunan warga yang berada di atas drainase dibongkar, termasuk drainase di depan depot air isi ulang milik Ichsan.

Akan tetapi, sebelum dilakukan pembongkaran, Ichsan memprotes bangunan milik Kepala Lingkungan X yang tidak dibongkar.

Para pekerja melewatkan pembongkaran bangunan milik kepling tersebut. Padahal, jaraknya ke  usaha depot air isi ulang milik Ichsan sekitar 300 meter.

Ichsan

“Padahal drainase sebelah kiri dan kanan bangunan milik Kepling itu sudah dibongkar. Tapi bangunan milik kepling dilewatkan tanpa dibongkar. Jadi saya minta ke mereka, kalau mau bongkar dan bersihkan drainase depan bangunan saya, bongkar dulu bangunan kepling itu.”

“Apalagi bangunan milik kepling persis di atas drainase,” ujar Ichsan.

Awalnya protes itu diterima mandor proyek pengerjaan drainase tersebut. Namun beberapa waktu kemudian, sejumlah pekerja kembali datang akan melaksanakan pembongkaran drainase di depan bangunan milik Ichsan.

“Alasan mereka tidak mau membongkar bangunan milik kepling karena kepling orang Pemko. Sebagai Kepling harusnya ikut memberi contoh. Saat ada pekerjaan ini saja, keplingnya tidak ada di tempat. Entah kemana,” imbuh Icsan.

Sempat terjadi perdebatan dengan sejumlah pekerja tersebut. Saat sedang adu argumen itulah, tiba-tiba kepala Ichsan dipukul helm oleh seorang lelaki yang diduga sebagai pengawas lapangan.

“Mungkin dia tidak terima protes saya. Kepala saya dipukul pakai helm. Katanya orang yang mukul saya itu pengawas proyek. Orangnya hitam. Badannya tinggi besar. Dia dipanggil Ade Keling, anggota OKP,” ujar Ichsan.

Tidak terima dengan perlakuan tersebut, dirinya langsung membuat laporan ke Polsek Medan Timur. Petugas kemudian mengarahkannya untuk membuat visum ke RS Pirngadi Medan.

“Saya menuntut keadilan, sampai bangunan milik kepling ikut dibongkar. Makanya saya ingin membawa masalah ini ke ranah hukum.”

“Setelah membuat laporan ke Polek Medan Timur, saya langsung ke RSU Pirngadi untuk membuat visum. Senin besok saya diminta kembali ambil hasil visumnya,” tutup Ichsan.

sumber: pojoksatu

Halaman :

Berita Lainnya

Index