20% Lulusan SMP di Riau Tidak Lanjutkan Pendidikan

20% Lulusan SMP di Riau Tidak Lanjutkan Pendidikan

HARIANRIAU.CO, PEKANBARU - Kurang lebih 20% siswa yang lulusan Sekolah Manengah Pertama (SMP) sederajat di Riau setiap tahunnya tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Foaktor biaya sekolah yang cukup tinggi dan hambatan sosial serta sarana dan prasaran yang sangat kurang yang menjadi kendala.

Hal itu diakui Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Kamsol, kemarin. Ia mengatakan, jumlah itu tergolong tinggi dan kondisi itu bertentangan dengan aturan yang mewajibkan wajib belajar pendidikan sekolah minimal 12 tahun.

"Memang mayoritas anak usia sekolah itu tidak melanjutkan sekolah, disebabkan biaya yang cukup tinggi. Padahal, pemerintah telah memberikan subsidi melalui dana bantuan operasional sekolah atau BOS yang diberikan kepada seluruh siswa baik swasta muapun negeri," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, di Riau masih tergolong minim lembaga sekolah SMA terutama sederajat khususnya di kabupaten membuat sebagian masyarakat kesulitan untuk menjangkau.

"Kami terus melakukan tindakan solutif dengan meminta kepada semua pihak agar semua siswa menengah bisa melanjutkan pendidikan ke menengah atas," tambahnya.

Sementara itu, usai dikukuhkan bertepatan dengan upacara Hardiknas, Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Zulkarnain Nurdin menilai sejauh ini belum terjadi korelasi antara besarnya anggaran pendidikan yang dikucurkan pemerintah dengan mutu yang dihasilkan.

"Sebab alokasi anggaran pendidikan dari APBN, APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota sebagaimana diamanatkan selama ini sangat besar. Namun masih banyak anak usia sekolah yang belum mengenyam pendidikan," keluhnya.

Menurutnya, mutu atau kualitas pendidikan merupakan salah satu masalah pada dunia pendidikan Indonesia. Banyak faktor penyebab yang membuat mutu pendidikan Indonesia masih rendah yaitu mengalami penurunan. Sebab, dahulu orang Malaysia banyak belajar di universitas terkemuka di Indonesia.

"Hal itu menandakan mutu pendidikan di Indonesia lebih baik pada waktu dulu, dibandingkan dengan Malaysia. Namun sekarang berbeda, siswa-siswa terbaik Indonesia yang belajar ke Malaysia bahkan ke Singapura," ungkapnya seperti dilansir Faktariau.com.

Anggaran sektor pendidikan yang dialokasikan pemerintah diperparah lagi dengan tingginya angka kebocoran, semakin membuat dunia pendidikan Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index