Masih Jadi 'PR' Polresta Pekanbaru, Kapolresta : Kita Dibekap Mabes

Masih Jadi 'PR' Polresta Pekanbaru, Kapolresta : Kita Dibekap Mabes
Bom molotov yang membakar mobil milik tokoh LAM Pekanbaru beberapa waktu lalu.

HARIANRIAU.CO - Sejumlah kasus teror bom molotov di Pekanbaru, masih dalam penyelidikan pihak Polresta Pekanbaru. Itu artinya, kasus ini menjadi salah satu 'PR' besar bagi pihak kepolisian, yang terjadi di tahun 2017. Sehingga, Polresta Pekanbaru dibekap oleh Mabes Polri untuk mengungkap pelaku teror tersebut.

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto mengatakan, ada empat kasus bom molotov sepanjang tahun 2017, tapi ada satu kasus yang tidak membuat laporan polisi.

"Sebenarnya dibekap Mabes Polri untuk mencari pelaku utama teror bom molotov ini. Hambatan terbesar minimnya saksi. Karena pelaku digerakkan oleh orang lain dan kita harus membuktikan siapa pelaku utamanya," terang Santo.

Meski demikian, pihaknya tidak akan melupakan kasus tersebut. Karena pelaku teror ini sangat meresahkan masyarakat terutama bagi korban yang jadi sasaran pelaku.

"Tetap diproses, yang saat ini terus berjalan," tegas Santo.

Dalam catatan kepolisian, tiga kasus bom molotov tahun 2017 tersebut, pertama menyasar kepada Plt Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Pekanbaru, Shanti Rahmayanti, pada Rabu (30/8).

Dua bulan kemudian, peristiwa serupa menimpa rumah salah seorang anggota DPRD Riau Supriati, pada Selasa (3/10) dini hari.

Tak lama setelah itu peneroran kembali menyerang rumah Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Pekanbaru Nurhasyim, di Komplek Utama Indah Rejosari, Jumat (13/10) dini hari.

Dalam teror itu, satu unit mobil tokoh masyarakat tersebut terbakar akibat dilempar bom molotov.

Penanganan dilakukan oleh polisi yakni penyelidikan telah dilakukan seperti olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara teliti, mendatangkan tim Puslabfor dari Medan dan memeriksa CCTV di sekitar lokasi.

Bahkan polisi juga sudah menemukan barang bukti pecahan kaca botol yang digunakan untuk bom molotov.

Aksi teror tersebut, membuat masyarakat resah, karena dalam aksi ini sepertinya ada unsur dendam atau sakit hati pelaku terhadap korban. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index