Fakta di Balik Video Seks Wanita Dewasa dan Bocah: 3 Anak Jalanan, Diimingi PS dan 2 Wanita Berbeda

Fakta di Balik Video Seks Wanita Dewasa dan Bocah: 3 Anak Jalanan, Diimingi PS dan 2 Wanita Berbeda
Salah satu adegan dalam video seks threesome wanita dewasa dengan dua bocah yang dibuat di Bandung

HARIANRIAU.CO - Indonesia kembali dihebohkan dengan munculnya video tak senonoh. Kali ini video threesome seorang wanita dewasa dengan dua bocah. Kemunculan video tesebut memang cukup menghebohkan, mengingat aktornya adalah seorang wanita biasa yang melakukan hubungan suami-istri dengan dua bocah SD.

Polisi bergerak cepat dan akhirnya bisa membongkar video asusila tersebut dengan cepat sejak mulai digunjingkan warganet beberapa pekan sebelumnya.

Berikut 10 Fakta di Balik Video Threesome Wanita Dewasa dan Dua Bocah yang tak Anda ketahui:

1. Tiga Bocah, Bukan Dua

Banyak yang tak menyadari bahwa bocah yang ada di dalam video tersebut bukanlah dua sebagaimana yang beredar, melainkan tiga bocah. Ketiga bocah tersebut diperkirakan berumur 7, 10 dan 13 tahun. Ketiga bocah tersebut juga sama sekali tidak terikat hubungan saudara. “Ada tiga anak, mereka tidak bersaudara,” ungkap Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Umar Surya Fana.

2. Anak Jalanan

Dalam video tersebut terdapat komunikasi antara sang bocah dengan sang kameraman. Dari logat yang dimiliki sang bocah, diketahui bahwa mereka adalah anak-anak jalanan yang berdomisili di Bandung. “Dari logat bahasa Sunda-nya Bandung,” ujar Umar.

Sementara, dalam video terdengar jelas pelaku P dan I sempat mengancam halus. “Lakukan seperti yang kemarin, nanti tidak akan diajak lagi, nanti dilaporkan ke ibu kamu, biar dimarahin terus kami disuruh ngamen,” kata I dalam video tersebut.

3. Dua Wanita Berbeda

Umar memastikan permeran perampuan yang beradegan seks dengan para bocah tersebut bukan satu, melainkan dua orang yang berbeda. Hal itu didasarkan pada komunikasi di dalam video. “Perempuannya beda. Seperti didengarkan ada sebutan tan, tan, Intan. Satu lagi dipanggil Sis di hotel lain,” jelasnya.

4. Dua Lokasi dan Dua Waktu Syuting yang Berbeda

Polisi juga memastikan, video tersebut dibuat tidak di satu tempat dan waktu bersamaan. Melainkan dibuat di dua lokasi dan waktu yang sama sekali berbeda satu sama lain. Polisi juga langsung mendatangi dan mencocokkan dua lokasi tersebut. Hasil dugaan sementara, perekaman dilakukan medio Agustus dan November 2017. “Direkam di waktu yang berbeda. Ini akan kami analisa lagi,” ucapnya.

5. Ditemani Orangtua

Dalam pemeriksaan, polisi mendapati hal yang cukup mengejutkan. Sebab, diduga kuat, saat perekaman tengah berlangsung, para bocah tersebut ditunggui oleh orangtuanya sendiri. “Ada orangtua yang menunggu di luar kamar. Ada juga yang di dalam kamar hotel. Tapi mereka dua orang berbeda,” jelasnya.

6. Perekam Merangkap Sutradara

Polisi juga mengungkap, bahwa video tersebut direkam dan disutradari oleh satu orang. “Yang ngerekamnya satu orang. Orang yang sama di semua video. Bisa dibilang dia aktor utamanya,” lanjut Umar.

7. Sang Bocah Menolak karena Malu

Dalam salah satu video, terdapat komunikasi antara sang aktor wanita dan perekam video dengan dua bocah tersebut yang sempat menolak dengan alasan malu. Akan tetapi, P dan I terus membujuknya.

8. Dimingi PlayStation

Pelaku P dan I tak menyerah membujuk dua bocah yang sempat menolak melakukan hubungan intim dalam video tersebut. Saat itu, bocah berinisial D sampai berteriak “Pamali…pamali…(dosa…dosa…)”. Namun pelaku P dan I membujuknya dengan akan memberinya PS. “Malu-malu. Cepat buka bajunya, nanti diberi PS,” ucap I.

9. Jadi Artis

Dibujuk akan diberi PS, tak membuat kedua bocah menurut. Selanjutnya, pemeran wanita berinisial I itu berbisik kepada sang bocah. “Ngapain malu, D (inisial bocah)? Mau jadi artis enggak? Ini kan lagi syuting,” bujuk I.

10. Syuting 3 Hari

Dari hasil penyelidikan, polisi menduga, selain lokasi syuting yang dilakukan tidak di satu hotel, juga waktu syuting yang diduga dilakukan selama tiga kali. Hal itu didasarkan pada hasil penyelidikan dari video yang senonoh tersebut.

“Dugaan pembuatannya sampai tiga hari itu karena ada tulisan hari pertama, kedua, dan ketiga,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus.

Halaman :

Berita Lainnya

Index