Penghuni Agak Takut Tinggal di 'Kos Percintaan Maut' Tabanan

Penghuni Agak Takut Tinggal di 'Kos Percintaan Maut' Tabanan

HARIANRIAU.CO - Police Line masih terpasang didepan kamar nomor C7 yang menjadi saksi bisu kematian siswi SMP asal Selemadeg, LGDS, 14, usai berhubungan badan dengan pacarnya, GW, 25, asal Seririt, Buleleng. Sepasang sandal wanita berwarna hitam juga nampak tergeletak di depan “kos percintaan maut” tersebut, entah siapa pemiliknya.

Ada nuansa berbeda saat melintas di depan kamar yang kini tak lagi dihuni oleh si penghuni kamar kos yang sebenarnya, KGA, siswa salah satu sekolah Swasta di Tabanan yang diperkirakan sudah dua tahun ngekos di kamar tersebut.

Kendatipun nampak sepi, dua kamar yang ada diujung namun masih satu deretan dengan kamar C7 nampak ramai dengan suara musik dan cengkrama. Sejumlah siswa yang menghuni kamar kos itu pun menyapa wartawan Koran ini saat datang.

Salah satunya I Putu Agus Yadnya, 15, siswa salah sekolah sekolah Swasta di Tabanan asal Baturiti. Atas kasus yang menyita perhatian publik itu, ia mengaku sejumlah polisi masih ada yang datang untuk mengecek kamar C7 tersebut.

Kendatipun mengaku tidak ada hal-hal aneh pasca peristiwa tersebut, dirinya mengaku takut jika sedang sendirian di dalam kos. Beruntung ia ngekos bersama seorang temannya dalam satu kamar.

“Kalau sendiri takut juga, tetapi kebetulan saya kos berdua sama teman. Dan disebelah kamar saya juga ada yang kos. Kalau dua kamar di sebelah kamar itu (kamar C7, Red) memang kosong,” ujarnya.

Ia menambahkan, pasca peristiwa itu pengawas kos juga sempat datang untuk mengecek kondisi kos. Sedangkan KGA yang menghuni kamar C7 belakangan memang tidak terlihat karena kamar itu sendiri masih diisi dengan police line. “Tidak pernah saya lihat akhir-akhir ini, mungkin PP (pulang pergi) dari rumahnya untuk sekolah karena kamar kosnya masih diisi police line,” imbuhnya.

Yadnya sendiri mengaku sedang tida berada di kos saat peristiwa itu terjadi, dan baru mengetahui kejadian itu keesokan harinya saat polisi ramai datang ke kosnya. “Biasa kalau hari Sabtu dan Minggu sepi disini karena semuanya pulang kampung, waktu itu saya sedang pulang kampung jadi tidak tahu,” sambungnya.

Sementara itu terkait kasus tersebut, Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali bersama Dinas Sosial Kabupaten Tabanan menggelar pertemuan dengan Polres Tabanan, Rabu (24/1). Kasubag Humas Polres Tabanan, AKP I Putu Oka Suyasa mengatakan dalam pertemuan tersebut intinya KPPAD Bali yang diwakili Wakil Ketua KPPAD Bali, Eka Santi Indra Dewi meminta klarifikasi mengenai kasus tersebut kepada Polres Tabanan serta meminta Dinas Sosial Tabanan dan P2TP2A Tabanan memberikan perhatian kepada keluarga korban. “Mereka meminta penjelasan mengenai jalannya kasus ini,” ujarnya.

Disamping itu, bersama KPPAD Bali juga hadir LSA Kunti Bakti yang meminta peran aktif klinik pendidikan dalam hal edukasi para siswa di Tabanan agar tak terjadi kejadian serupa.

Halaman :

Berita Lainnya

Index