HARIANRIAU.CO, JAKARTA - Minggu pukul 00.00 WIB PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax sebesar Rp200/liter untuk Pulau Jawa, Madura, dan Bali serta Rp300/liter di daerah lainnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, penetapan harga Pertamax merupakan kebijakan korporasi yang dilakukan secara berkala mengikuti tren harga minyak mentah dunia.
"Harga Pertamax turun Rp 200 per liter di Pulau Jawa, Madura, dan Bali, dan Rp 300 per liter untuk daerah lainnya," ujar Wianda dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Merdeka, Minggu (15/5).
Wianda mencontohkan, di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, Pertamax dibanderol Rp 7.350 dari semula Rp 7.550 per liter dan di Surabaya turun dari semula Rp 7.650 menjadi Rp 7.450 per liter.
Sedangkan, harga Pertamax di Kalimantan Timur turun Rp 300 per liter dari Rp 8.000 menjadi Rp 7.700 per liter.
Demikian pula, harga Pertamax Plus juga mengalami penurunan Rp 200 per liter di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta turun Rp 300 per liter di wilayah lainnya.
Untuk harga Pertamina Dex, diturunkan seragam Rp 300 per liter di semua wilayah yang telah tersedia bahan bakar dengan spesifikasi Euro 4 tersebut dan Dexlite ditetapkan Rp 6.650 per liter.
Pertamina juga menurunkan harga Pertalite Rp 200 per liter di seluruh daerah.
"Pertalite di Papua yang semula dijual seharga Rp 7.300 per liter, kini dijual di level Rp 7.100 per liter," katanya.
Harga Solar/Biosolar nonsubsidi juga mengalami penurunan sebesar Rp 300 per liter.
Contohnya, untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten BBM jenis tersebut turun dari Rp 6.950 menjadi Rp 6.650 per liternya.
"Selain karena rendahnya harga minyak, langkah penurunan harga ini merupakan wujud apresiasi perusahaan kepada konsumen," tutupnya.