Rupiah Menguat, Dolar Tetap Loyo

Rupiah Menguat, Dolar Tetap Loyo
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO, JAKARTA - Melemahnya dolar dan terus menguatnya harga minyak mentah dunia membuat nilai tukar rupiah kembali menguat, Kamis (9/6/2016)

Kurs Garuda di pasar spot dibuka naik 0,33% atau 44 poin ke 13.225/dolar AS dari penutupan Rabu yang berada di 13.269/dolar AS.

Rupiah kemudian melaju di zona hijau dan bergerak di kisaran 13.216-13.253/dolar AS, dan pada pukul 09:35 WIB terpantau berada di 13.235/dolar AS karena menguat 0,26% atau 34 poin.

“Kemungkinan bahwa Fed akan melewatkan kesempatan untuk menaikkan suku bunga pada Juni atau Juli, telah menyakiti dolar,” ujar Reuters seperti dilansir citraindonesia.com.

Fed kemungkinan batal menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini atau bulan depan, akibat buruknya data nonfarm payrolls AS yang dirilis pada Jumat lalu dan buruknya data pekerjaan yang dirilis pada Selasa lalu.

Buruknya kedua data ini membuat Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bahwa suku bunga pasti akan dinaikkan secara bertahap, namun ia tidak menyebutkan waktunya, sehingga pasar meyakini kalau Fed funds rate (FFR) itu takkan dinaikkan dalam waktu dekat dan taruhan untuk kenaikan FFR pada Juni dan Juli merosot menjadi 20%. namun taruhan untuk kenaikan di akhir tahun, meningkat.

Kondisi ini membuat pasar kembali pada aset berisiko, sehingga pasar ekuitas terdongkrak. Begitupula harga komoditas, termasuk minyak mentah yang tengah dilanda kekhawatiran pada soal pasokan akibat serangan di kilang minyak Nigeria.

“Bloomberg Dollar Spot Index yang mengukur kekuatan greenback terhadap 10 mata uang utama global, turun kurang dari 0,1% pada pukul 10:02 waktu Tokyo (pukul 08:02 WIB), menyusul penurunan pada dua hari sebelumnya,” ungkap Bloomberg.

Yen yang menjadi salah satu rival utama dolar, melejit 0,33% ke 106,6400/dolar AS; euro naik 0,16% ke 1,1413/dolar AS, dolar Australia menguat 0,08% ke 0,7477/dolar AS, dolar Kanada naik 0,09 ke 1,2681/dolar AS, franc Swiss naik 0,15% ke 0,9579/dolar AS dan poundsterling menguat 0,01% ke 1,4503/dolar AS.

Tujuh dari delapan mata uang emerging markets yang paling aktif di Asia dan dipantau Bloomberg JPMorgan Dollar Spot Index, termasuk rupiah, menguat dengan kenaikan tertajam dialami ringgit Malaysia (+0,76%).

Dolar Taiwan menjadi satu-satunya mata uang yang melemah katrena turun 0,04%.

“Ruang penguatan rupiah masih tersedia melihat sentimen yang ada,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, dalam risetnya hari ini seperti dilansir Bisnis.

Dari domestik, naiknya Indeks Keyakinan Konsumen Mei 2016 membuka peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada kuartal II-2016. Selain itu, pembahasan RAPBN-P yang cukup lancar antara Pemerintah dan DPR mengangkat optimisme penyelesaian tax amnesty yang tepat waktu.

Dari global, data tenaga kerja AS kembali buruk, dollar index terus tertekan. Berbagai data ekonomi AS yang diumumkan beberapa hari terakhir secara umum masih belum baik, sehingga mempertahankan tekanan pelemahan terhadap dollar index.

Di sisi lain, baiknya data Jepang dan Zona Euro menyebabkan yen dan euro mendapatkan dorongan penguatan. Harga minyak terus menguat di tengah berbagai isu yang berpeluang mengurangi pasokan minyak mentah global.

Malam nanti ditunggu initial jobless claims AS yang diperkirakan naik.

Halaman :

Berita Lainnya

Index