Kisah Pilu Kakek Penjual Baju Bekas

Kisah Pilu Kakek Penjual Baju Bekas

HARIANRIAU.CO - Untuk sebagian orang, baju bekas mungkin bisa jadi adalah hal yang tidak berharga dan tidak begitu diperlukan. Akan tetapi bagi kakek ini, barang yang dianggap oleh sebagian orang sepele itu adalah sebuah hal penting yang bisa memberikan kehidupan.

Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ia harus membawa tubuh ringkihnya menyusuri jalanan yang ramai dan berdebu. Tumpukan baju bekas yang dibawa oleh kakek ini menjadi penyambung hidup sang kakek. Kakek berusia 78 tahun itu memilih untuk berjualan baju bekas di usia tuanya daripada menjadi pengemis. Berikut ini kisah perjuangan kakek Warno dalam berjualan baju bekas.

MEMILIH BERJUALAN BAJU BEKAS DAN PANTANG MENGEMIS

Terkadang himpitan ekonomi bisa membuat orang menjadi gelap mata. Tidak jarang, alasan itu bisa menjadi alasan paling utama seorang untuk menjadi pengemis. Akan tetapi hal itu tidak berlaku untuk Kakek bernama Warno. Meski usianya sudah tidak lagi muda, ia tidak lelah terus mencari rejeki halal dengan berjualan baju bekas. Meski tidak banyak orang yang setiap hari membeli, ia tetap tekun dan penuh semangat dalam menjalani pekerjaannya.

HARGA BAJU BEKAS YANG BUAT MIRIS

Di zaman yang seperti sekarang ini, apalah arti sebuah baju bekas kumal dan usang. Akan tetapi, barang yang terlihat remeh itu rupanya bisa menjadi sumber penghidupan bagi Kakek Warno. yang miris, baju bekas yang dijual itu kerap ditawar dengan harga yang bikin sesak dada. Untuk sepotong baju dijual dengan harga Rp. 5 Ribu sampai Rp. 10 Ribu. Kakek Warno tidak mematok tarif khusus untuk setiap baju-baju bekas dangannya. Ia mengaku laku saja sudah sangat bersyukur.

SEBELUM JUALAN PERNAH BERPROFESI JADI TUKANG BECAK

Sebelum menjadi pejual baju bekas, Warno berprofesi sebagai tukang becak kala dirinya masih muda dan juga kuat. Ia kerap mangkal di pasar Sentul dan seiring bertambahnya usia, ia pun tidak lagi kuat untuk menjadi tukang becak. Sampai akhirnya ia menjual becaknya dan memilih untuk berjualan baju bekas yang masih layak pakai.

BAJU PEMBERIAN DARI ORANG MENJADI PENYAMBUNG HIDUPNYA

Baju-baju bekas yang dijual oleh Kakek ini adalah hasil pemberian dari seseorang. Seluruh pakaian umumnya didapatkan dari orang kaya yang memberikan kepadanya baju-baju bekas secara cuma-cuma, kemudian baju-baju itu dipilah-pilah untuk dijual kembali. Ada beberapa baju yang dikenakan sendiri, dan sisanya dijual untuk membeli makan.

TIDAK PERNAH MENYERAH DALAM MENJALANI KEHIDUPAN YANG KERAS

Sejak pagi-pagi buta Kakek Warno sudah pergi berjualan. Sebelum datang ke pasar, ia menyempatkan diri dahulu untuk mencuci pakaian-pakaiannya dahulu di Masjid Pakualaman. Kemudian menjemur pakaian di atas pembatas jalan. Usai kering, ia segera ke pasar dengan sepeda tuanya. Sembari hati kecilnya mengharap ada 1 atau 2 orang mau membeli baju bekas yang ia jajakan.

Tidak jarang banyak orang yang mengetahui kisah Kakek penjual baju bekas ini meneteskan air mata mereka.

Semoga kisah Kakek Warno ini bisa menjadi pelajaran untuk kita, Kakek yang sudah berusia 78 tahun ini saja masih semangat dalam mencari rejeki, dan terkadang kita yang usianya masih muda dan masih kuat justru malas-malasan dalam bekerja.

Halaman :

Berita Lainnya

Index