Sniper Wanita Rusia Harus ‘Tidur’ Bersama Mayat Selama Berhari-hari Demi Habisi Pasukan Nazi

Sniper Wanita Rusia Harus ‘Tidur’ Bersama Mayat Selama Berhari-hari Demi Habisi Pasukan Nazi

HARIANRIAU.CO - Dalam peperangan, para Sniper Rusia dikenal memiliki semangat tempur bermental baja karena harus melawan pasukan Nazi yang sangat kejam dan brutal.

Untuk membunuh pasukan lawan sebanyak mungkin, salah satu strategi yang diterapkan sniper Rusia adalah bersembunyi di rongsokan T-34 dan masih ada mayat serdadu yang gugur.

Dari tempat persembunyian yang penuh horor itu sniper Rusia mengincar awak tank Jerman yang sedang mengisi bahan bakar atau amunisi.

Selama sekian hari sniper Rusia menghirup bau busuk dan bertahan dengan logistik milik awak tank yang telah gugur.

Kenekatan sniper rusia bersembunyi di dalam tank yang rusak dan masih terdapat onggokan mayat sama sekali tak diperkirakan oleh pasukan patroli Nazi sehingga tempat persembunyian sniper Rusia pun gagal ditemukan

Tak hanya mengerahkan sniper pria, militer Rusia yang juga mengerahkan sniper wanita yang diluar dugaan ternyata lebih tangguh dan ulet dibandingkan para sniper prianya.

Untuk mencetak sniper wanitanya, militer Rusia mendirikan sekolah sniper khusus Central Women’s School for Sniper Training, Moskow, yang dikomandani veteran perang wanita Rusia semasa Perang Sipil Spanyol, NP Chegodaeva.

Kesatuan sniper wanita Rusia langsung membuktikan kehebatannya dengan menumbangkan ratusan prajurit Nazi.

Sejumlah sniper wanita Rusia yang berhasil membunuh musuh (kill) dalam jumlah besar antara lain Maria Ivanova Morozova (192 kill), Lyudmila Pavlichenko (187 kill), Mariya Polivanona (lebih 300 kill), Natalya Koshova (lebih dari 300 kill), dan lainnya.

Dari 1061 sniper wanita Rusia dan para pelatihnya, yang terjun ke medan tempur, setidaknya mereka telah turut andil dalam menewaskan lebih dari 12.000 prajurit Nazi Jemran.

Bagi para sniper Jerman yang bertempur di Rusia khususnya di kota Stalingrad yang menjadi ajang duel sniper paling sengit selama PD II, sniper wanita sebenarnya menjadi target utama.

Oleh karena itu banyak juga sniper wanita Rusia yang gugur akibat tembakan jitu para sniper Nazi yang rata-rata pelurunya menghantam tepat di kepala.

Untuk melumpuhkan target sebanyak mungkin pasukan Nazi Jerman bahkan sampai meningkatkan jumlah personel snipernya dari jumlah semula enam sniper setiap batalyon ditingkatkan menjadi 22 personel sniper.

Kemampuan rata-rata sniper Jerman bersenjata senapan Mauser K98k adalah menembak tepat kepala musuh pada jarak 400 meter, menembak dada pada jarak 500 meter, dan menembak posisi musuh pada saat berdiri dari jarak 800 m.

Tapi ketika bertempur di Stalnigrad, para sniper Jerman kebanyakan tidak mampu mengeluarkan ketrampilan maksimal akibat faktor medan tempur yang dipenuhi reruntuhan gedung, cuaca buruk, musim dingin ekstrim, dan jarak tembak di bawah 300 meter.

Selain melumpuhkan daya tahan sniper, cuaca dingin ternyata berpengaruh kepada keakuratan senjata khususnya teleskop yang berkabut.

Kelemahan pada perlengkapan tempur di musim dingin salah satunya disebabkan oleh kesalahan pengiriman logistik Nazi Jerman ke front Eropa Timur.

Sedangkan sniper Rusia sudah terbiasa hidup pada musim dingin ekstrim dan memiliki perlengkapan tempur lebih baik.

Para sniper Jerman kadang menggunakan kamlufase sniper Rusia yang berhasil dirampas.

Nasib para sniper Nazi akhirnya menjadi semakin tragis ketika pada akhir tahun 1944, pasukan Rusia yang mendapat pasokan logistik dan ratusan ribu personel militer segar berhasil memukul mundur pertahanan Nazi Jerman.

Sniper Nazi yang terbunuh saat melindungi pasukan infantri yang mundur tanpa terorganisasi banyak yang tewas tanpa diketahui kuburnya. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index