Puluhan Ormas di Riau Berkumpul, Tuding Masa Penolakan Neno Warisman Bayaran

Puluhan Ormas di Riau Berkumpul, Tuding Masa Penolakan Neno Warisman Bayaran

HARIANRIAU.CO - 52 ormas tergabung dari Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK), melakukan konferensi pers di Aula Mesjid Al-falah Darul Muttaqin Jalan Sumatera Pekanbaru, Selasa (28/8/2018).

Kronfrensi pers GMMK ini, untuk mendesak kepolisian daerah (Polda) Riau mengusut orang yang terlibat didalam massa kontra terhadap inisiator #2019 Ganti Presiden Neno Warisman.

Yana Mulyana selaku ketua GMMK mengatakan, terkait peristiwa penolakan Neno Warisman pada tanggal 25 Agustus 2019 di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, lalu ada indikasi pembiaran oleh pihak kepolisian.

''Saya juga saat itu berada dilokasi. Ada segelintir orang yang kontra menolak Neno. Tapi jika dilihat yang melakukan aksi bukan asli masyarakat Riau,'' kata Yana Mulyana ketua GMMK Riau kepada wartawan saat konferensi pers di aula Mesjid Al Fallah, Selasa (28/8/2018) dikutip dari riauaktual.com.

Yana menegaskan, aksi massa penolakan yang dilakukan tersebut jelas demo bayaran. Ia menilai pihak kepolisian terkesan ada pembiaran saat masa kontra melakukan aksi pembakaran ban dibiarkan. Sementara yang pro dibilang telah melanggar hukum.

''Kita minta mereka agar harus ditindak tegas. Saat kejadian, kita melihat ada beberapa orang etnis, diluar Riau yang menyusup masuk dalam massa kontra menolak kedatangan Neno ke Pekanbaru,'' sambung Yana.

Ia mengungkapkan, bahwa peristiwa penolakan Neno Warisman yang terjadi di Bandara yang terjadi itu, telah sangat memalukan masyarakat Riau sendiri. GMMK Riau menuding demo tersebut diduga demo bayaran yang melibatkan orang dari luar wilayah Riau.

''Saya tidak tau mereka ini asli masyarakat Riau atau tidak. Dilihat dari raut wajah, bahasa lisan sangat jauh berbeda dengan disini, diduga mereka dibayar untuk itu. Untuk itu, kita mintak tegas pihak kepolisian mengusut kembali sampai tuntas mereka yang terlibat dalam demo tersebut,'' tutur Yana.

Yana mengkhawatirkan kedatangan beberapa etnis yang ikut dalam massa penolakan Neno di Pekanbaru. Apakah mungkin orang etnis ini lahir di Riau dan besar disini. Sementara ada beberapa dari orang itu tertangkap oleh pihak kepolisian.

''Saya yakin sekali, mereka ini bukan orang riau. Makanya saya mendukung LAM Riau, dalam waktu 4 hari etnis tersebut yang kalau mengkoordinir kejadian semalam harus ada penjelasan klarifikasinya,'' pungkas Yana.

Saat ditanya siapa orangnya yang mengkoordinir segelintar etnis menyusup kedalam sejumlah massa penolakan Neno terhambat di Bandara masuk ke Pekanbaru. Dirinya belum mengetahui pasti.

Kedepannya, Yana juga menyampaikan, bahwa pihaknya akan mengupayakan kedatangan Neno Warisman. Tanpa adanya peristiwa sebelumnya.

Menjawab pertanyaan dari wartawan itu, Pengacara dari GMMK Riau Bambang mengatakan, bahwa pihak kepolisianlah yang bertanggung jawab semua itu.

''Dugaan tersebut yang bekerja dari pihak kepolisian. Informasinya dari pihak kita. Ini yang terjadi, tentunya harus diusut,'' singkat Bambang.

Sikap tegas juga disampaikan Bambang, selaku pengacara GMMK Riau. Ia menyatakan, apabila tuntutan pihaknya tidak ditindaklanjuti. Maka pihaknya, akan mengirimkan surat ke Mabes Polri.

Terkait desakan ini, Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto berjanji akan mendalami adanya dugaan persekusi dan keterlibatan 'orang luar' yang berbuat rusuh. Dia juga mempertanyakan apakah pihak tersebut sudah melaporkan dugaan tersebut ke Polda Riau.

"Sudah melapor dia?" ujar Sunarto saat dihubungi, Selasa (28/8/2018).

Sunarto menyebutkan, untuk desakan tersebut, akan menjadi masukan baginya. ''Kita jadikan masukan,'' sebut mantan Kabid Humas Sulawesi Tenggara tersebut.

Ditanya langkah hukum yang akan dilakukan Polda Riau, Sunarto belum bisa menjelaskan dengan rinci. ''Itu kan informasi. Informasi untuk kita dalami. Kita dalami dulu seperti apa,'' ujarnya.

LAM Riau menyebut, bahwa hari ini akan dilakukan pertemuan dengan Kapolda Riau, Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo. Namun dia tak mengetahuinya. ''Nggak tau, tanya sama LAM lah,'' ujarnya. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index