Wow! Arab, China dan Jerman Berebut Tesla dari Amerika Serikat

Wow! Arab, China dan Jerman Berebut Tesla dari Amerika Serikat
Kabar Tesla terancam bangkrut membuat banyak perusahaan raksasa berlomba-lomba ingin menyelamatkan Tesla dari kebangkrutan. FOTO/ Istimewa

HARIANRIAU.CO - Kabar Tesla terancam bangkrut membuat banyak perusahaan raksasa berlomba-lomba ingin menyelamatkan Tesla dari kebangkrutan. Kabarnya perusahaan dari Arab Saudi, China dan Jerman siap mencaplok Tesla.

Paska Elon Musk  mengumumkan di Twitter rencananya untuk menjual Tesla privat seharga USD420 per saham, banyak perusahaan mulai membidik perusahaan yang membidik.

Seperti dilansir dari Carscoops, Selasa (28/8/2018). Musk percaya bahwa Dana Investasi dari perusahaan Arab Saudi bisa membeli sahamnya, namun publik AS Tesla tetap menjadi bagian dari aset AS.

Bloomberg melaporkan desakan rakyat AS agar Musk untuk tetap mempertahankan Tesla di AS, membangkitkan kegelisahan di kalangan pejabat Saudi untuk membeli AS. 

Hal itulah yang membuat Musk dan pejabat Saudi belum mencapai kesepakatan Selain Arab saud, Tesla juga mempertimbangkan investasi perusahaan China  Lucid Motors.

Laporan lain dari Wall Street Journal mengatakan bahwa Volkswagen adalah salah satu calon investor yang ikut berebut saham Tesla. Mereka mengusulkan kepada Musk daftar investor yang termasuk Volkswagen AG dan Silver Lake, yang telah setuju untuk berkontribusi sebanyak USD30 miliar. Tetapi tim kesepakatan mengatakan kepadanya bahwa kemungkinan Tesla akan dilepas kepada perusahaan gabungan.

Laporan keuangan Tesla yang terus memburuk membuat CEO sekaligus Pendiri Tesla Inc Elon Musk marah dan mengakui Tesla terancam bangkrut.

Pada 1 April dalam tweetnya, Musk mengatakan bahwa terlepas dari upaya berkelanjutan merek untuk mengumpulkan uang, tidak ada yang dapat membantu perusahaan.

“Meskipun upaya intens untuk mengumpulkan uang, termasuk penjualan massal, kami sedih melaporkan bahwa Tesla telah  benar-benar bangkrut. Jadi bangkrut, mungkin Anda tidak bisa percaya, ” tulis Musk dalam keterangan tertulisnya melalui twitter-nya.

Tesla mengalami kerugian sebesar USD 1,96 miliar atau sekitar Rp 26,1 triliun sepanjang tahun lalu. Kerugian ini meningkat hampir tiga kali lipat dibanding 2016 yang senilai USD 675 juta atau setara Rp 9 triliun. Tesla pun tercatat belum menghasilkan keuntungan secara tahunan, sejak 2010. Meski begitu, pendapatan Tesla sepanjang tahun lalu tercatat sebesar US$ 11,8 miliar atau setara Rp 156,94 triliun.

Perusahaan otomotif Tesla rugi USD 675,4 juta atau sekitar Rp 9 triliun pada Kuartal IV-2017. Pengumuman ini dilakukan sehari setelah Tesla meluncurkan roket Falcon Heavy yang berisi mobil sports elektrik Tesla, Roadster ke luar angkasa pada Selasa (6/2) lalu.

Kerugian tersebut meningkat hampir enam kali lipat dibanding periode sama 2016, yakni USD 121 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun. Kerugian yang membengkak ini terjadi akibat besarnya pengeluaran perusahaan saat mengembangkan sedan listrik produksi massal pertamanya, yakni Model 3.

Toh torehan negatif pada laporan keuangan itu tak menyurutkan tekad Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk. "Jika kami bisa meluncurkan Roadster ke sabuk asteroid, maka kami seharusnya bisa menyelesaikan masalah produksi Model 3," ujar Musk

Penetapan target yang tinggi ini lantaran produksi sedan Model 3 sangat minim di tahun lalu. Di Kuartal IV-2017, misalnya, Tesla hanya mampu memproduksi 2.425 unit saja. Padahal sudah ada 500 ribu konsumen dunia yang menanti kehadiran Model 3 ini.

Minimnya produksi Model 3 ini memang berbanding terbalik dengan dua tipe pendahulunya, yaitu Model S dan Model X. Jika digabungkan, pengiriman kedua model mobil listrik ini sudah mencapai 101.312 unit pada kuartal IV 2017, meningkat 33% dibanding Kuartal IV-2016.

Sumber: sindonews

Halaman :

Berita Lainnya

Index