Ustaz Abdul Somad: Jangan Sampai Negeri Sagu Menjadi Negeri Sabu

Ustaz Abdul Somad: Jangan Sampai Negeri Sagu Menjadi Negeri Sabu

HARIANRIAU.CO - Ustaz Abdul Somad menyatakan diri prihatin dengan kondisi bangsa dalam kurun waktu 73 tahun setelah kemerdekaan bangsa. Menurutnya da yang salah dengan cara masyarakat merayakan peringakan kemerdekaan.

"Para bini (istri) kasih daster ke laki (suami), disuruh main bola. Menangislah Pangeran Diponegoro, menangislah Tengku Umar. Mereka berjuang memerdekakan negeri ini dengan besimbah darah mereka dikejar Belanda dan Jepang. Setelah merdeka dikasih pula laki main bola pakai daster," ujarnya dalam sebuah acara Tabligh Akbar di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Cara penjajahan di zaman milenia juga tidak sama dengan di masa penjajahan dulu. Anak-anak tidak bersimbah daran dan pakaian mereka tidak kotor. "Tapi otaknya eror," sambungnya. 

"Mereka (penjajah) berperang pakai narkoba. Jangan sampai negeri sabu menjadi negeri sabu."

"Jangan salahkan polisi, karena jumlah mereka tidak seimbang dengan jumlah masayarakat. Kita lah yang mengontrol. Ibu-ibu jaga anaknya. Didikan orang tua dulu sangat keras mengontrol perilaku anaknya. Bahkan pengalaman saya, semua botol minyak wangi di kamar saya dipecahkan emak, karena dia sangka itu botol bir."

Materi Ustaz Somad kali ini lebih  kepada upaya penyadaran kepada masyarakat dan orang tua agar tidak berhenti mengemban tugas sebagai pengawas anak-anaknya dari bahaya narkoba. Sebab dalam situasi serba modern anak bangsa dihadapkan dengan senjata kimia yang merusak generasi bangsa. (bpc)

Halaman :

Berita Lainnya

Index