Ponsel Pertama Samsung dengan Sensor Fingerprint dalam Layar

Ponsel Pertama Samsung dengan Sensor Fingerprint dalam Layar
Ilustrasi/Int

HARIANRIAU.CO - Samsung Galaxy S10 dan A series dikabarkan akan tiba dengan sensor fingerprint dalam layar. Namun, rupanya bukan satu dari smartphone itu yang mengadopsi teknologi sensor fingerprint dalam layar.

Rumor baru muncul mengklaim, smartphone pertama Samsung yang akan mengadopsi teknologi hadir dari kelas mid-ranges mereka. Klaim tersebut didasarkan pada leaker MMDDJ di Twitter.

Leaker menyatakan, handset Samsung pertama dengan teknologi sensor fingerprint dalam layar dirilis untuk pasar China. Handset tersebut disebut sebagai Gaslaxy P1.

Pada Juli lalu, muncul rumor Samsung akan merilis dua lini smartphone baru yang berada di bawah merek Galaxy P dan Galaxy R. Galaxy P1 diduga menjadi smartphone mid-range yang menjadi perangkat Original Design Manufacturer (ODM).

Artinya, Samsung akan bertanggung jawab mendesain ponsel. Tapi, raksasa elektronik asal Korea Selatan (Korsel) itu tidak akan memproduksi handset di fasilitasnya sendiri, seperti dikutip IBTimes, Jumat (7/9/2018).

Galaxy S10 diprediksi tiba dengan sensor fingerprint dalam layar ultrasonic. Sedangkan seri Galaxy A akan memiliki sensor optik. Nah, sensor optik ini sangat mungkin digunakan Samsung pada Galaxy P1, sehingga sensor ultrasonic menjadi fitur ekslusif Galaxy S10.

Sayangnya, tidak ada informasi tentang Galaxy P1. Menjejalkan sensor fingerprint dalam layar pada kelas mid-range memang terdengar aneh, tapi mungkin saja langkah yang diambil produsen ponsel Galaxy ini sejalan dengan strategi mereka.

CEO divisi mobile Samsung DJ Koh sebelumnya mengungkapkan, mereka berencana membawa fitur-fitur mutakhir ke model yang lebih terjangkau terlebih dulu. Koh juga menegaskan, perangkat pertama ini akan dirilis dalam tahun ini.

"Di masa lalu, saya membawa teknologi baru dan diferensiasi ke model flagship dan kemudian pindah ke mid-range. Tapi, saya telah mengubah strategi saya mulai tahun ini untuk membawa teknologi poin diferensiasi mulai dari mid-end," kata Koh.

Bos divisi mobile juga mengatakan, strategi baru ini merupakan upaya Samsung untuk menarik pengguna milenium yang mungkin tidak mampu membeli model Galaxy S atau Note. Mengingat, harga yang ditawarkannya terlalu mahal. (inews)

Halaman :

Berita Lainnya

Index