BPBD Enam Kabupaten Kota Di Riau Masih Banjir

BPBD Enam Kabupaten Kota Di Riau Masih Banjir

HARIANRIAU.CO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menyatakan sebanyak enam kabupaten dan kota di daerah itu hingga kini masih tergenang bar dan ada yang sudah berlangsung selama lebih dari 30 hari terakhir.

Dikutip harianriau.co dari laman antarariau.com, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur di Pekanbaru, Kamis, mengatakan daerah yang masih dilanda banjir antara lain Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Bengkalis, Rokan Hilir, Rokan Hulu dan Pelalawan. Pemprov Riau sudah menetapkan Status Siaga Darurat Banjir dan Longsor pada awal Desember 2018.

Banjir di Kabupaten Bengkalis paling lama terjadi karena yakni sekitar 39 hari terakhir melanda Kelurahan Batu Panjang Kecamatan Rupat. Korban masyarakat yang terdampak bencana banjir sekitar 60 kepala keluarga (KK).

"Kondisi ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 18 centimeter dan perlahan berangsur-surut. Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan tidak lancarnya aliran air Sungai Penebak di Kelurahan Batu Panjang," katanya.

Kemudian di Desa Beringin dan Desa Koto Pait Beringin KecamatanTalang Muandau, Bengkalis, banjir sudah terjadi selama 28 hari terakhir. Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan jalan akses masyarakat susah untuk dilalui baik oleh kendaraan bermotor.

"Data terakhir air masih menggenangi jalan dan semakin naik dikarenakan hujan terus-menerus di hulu atau hilir sungai. Ada beberapa warga yang mengungsi, yaitu dari Desa Beringin sebanyak satu KK dan dari Desa Pait Beringin sebanyak 3 KK karena rata-rata tinggi air sepinggang orang dewasa di jalan," katanya.

Di Kabupaten Pelalawan banjir melanda enam Kecamatan dengan jumlah warga terdampak sebanyak 1.357 KK atau setera 3.667 jiwa. Sebanyak 968 unit rumah tergenang sebatas pekarangan, 115 unit rumah terendam, 16 unit Fasilitas Umum seperti Jalan, Rumah Ibadah dan Pasar juga terendam serta Fasilitas Pendidikan seperti sekolahan juga ikut tergenang.

"Ketinggian air bervariasi mulai dari 30 sampai 125 centimeter sehingga untuk sementara Akses Ring Road PT RAPP, dan Ponton Penyeberangan Ditutup," katanya.

Kondisi banjir paling parah terjadi di Kabupaten Kampar, yang membuat pemerintah daerah setempat menetapkan status tanggap darurat banjir. Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daearah (BPBD) Kampar, Adi Candra, mengatakan banjir sudah melanda daerah itu selama delapan hari terakhir, terutama karena meluapnya Sungai Kampar dan tingginya curah hujan.

Sejauh ini ada tujuh kecamatan di Kampar yang tergenang banjir. Seperti di Kecamatan Kampar Kiri, banjir di Desa Sei Paku selain merendam 85 rumah juga menyebabkan SDN 022 diliburkan. Kemudian di Desa Gunung Sahilan, Kecamatan Gunung Sahilan ada 75 rumah terendam dan akses jalan menuju desa tidak bisa dilalui menggunakan kendaraan bermotor karena ketinggian air berkisar 80 sampai 100 centimeter.

"Altenatif lain masyarakat menggunakan sampan untuk masuk ke desa," katanya.

Banjir di Kecamatan Siak Hulu, tepatnya di Desa Lubuk Siam, jumlah rumah terendam banjir untuk sementara sebanyak 34 unit. Selain itu, areal pertanian seperti perkebunan sawit masyarakat yang terendam hampir 230 hektare, kebun pisang yang terendam 400 hektare, dan kolam ikan sudah terendam dan tidak bisa diselamatkan sebanyak 21 kolam karena ikan hilang, serta akses jalan sudah mulai tidak efektif.

Sementara itu, Basarnas Pekanbaru menambahkan selama sepekan terakhir sudah ada tiga orang warga yang meninggal dunia saat banjir melanda Provinsi Riau. Korban pertama adalah anak berusia empat tahun di Kampar, kemudian siswa kelas tiga SMP di Kota Pekanbaru, dan Walid warga Kampar.

Anak berusia 14 tahun asal Kota Pekanbaru yang sebelumnya ditemukan meninggal dunia bernama Gilang. Ia sempat hilang karena terseret arus di sungai kecil saat kondisi banjir di Kecamatan Payung Sekaki, dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Anak tersebut ditemukan pada Rabu malam (12/12) pukul 21.00 WIB, berjarak 200 meter dari tempat ia pertama hilang. Korban tercatat merupakan siswa kelas tiga SMP dan tinggal di Jl. Fajar dan kini sudah dikebumikan oleh pihak keluarga.

Basarnas Pekanbaru menemukan jenazah warga bernama Walid, yang sempat hilang karena hanyut terseret banjir di Kabupaten Kampar, Riau, Kamis. "Korban ditemukan pada pukul 10.30 WIB, berjarak 34 kilometer dari tempat kejadian," kata Kepala Basarnas Pekanbaru, Gde Darmada di Pekanbaru.

Walid, usia 27 tahun, sudah tiga hari hilang akibat terseret arus Sungai Kampar di Desa Simpang Tibun Kecamatan Kampar. Ia terseret arus saat mandi di Sungai Kampar yang sedang meluap.

Humas Basarnas Pekanbaru, Kukuh Widodo, menambahkan pihaknya menurunkan tujuh personel lengkap dengan peralatan menyelam dan perahu karet untuk melalukan pencarian. Walid ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Desa Tarantang, yang berjarak sekitar 34 kilometer dari lokasi ia hanyut di rumahnya di Desa Simpang Tibun.

Untuk selanjutnya, Basarnas akan membantu pemulangan jenazah Walid ke pihak keluarga.

Ia menambahkan Basarnas Pekanbaru kini juga masih mencari satu orang warga Kampar yang dikabarkan hilang saat banjir melanda daerah itu. Orang hilang tersebut bernama Ilik, 50 tahun, warga Desa Kuok Kecamatan Bangkinang Barat.

"Bapak itu usianya sudah tua, dia hilang setelah jatuh dari sampannya yang terbalik di sungai," kata Kukuh.

Halaman :

Berita Lainnya

Index