Februari, Riau Masih Deflasi -0,34 Persen

Februari, Riau Masih Deflasi -0,34 Persen

HARIANRIAU.CO - Provinsi Riau pada bulan februari mengalami deflasi sebesar -0,34 persen yang terjadi karena penurunan harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar -1,71 persen dan kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,07 persen.

Komoditas yang memberi andil terjadinya deflasi di Riau antara lain : cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, jeruk, kentang, bensin, tomat sayur, beras dan lain-lain.

“Maksud bensin disini adalah bahan bakar non subsidi yaitu pertamax”, jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Ir. Aden Gultom di Pekanbaru, Selasa (5/3/2019).

Dari tiga kota Indeks harga Konsumen (IHK) di Provinsi Riau semua kota mengalami deflasi yakni Pekanbaru dan Dumai sebesar -0,32 persen serta Tembilahan sebesar -0,56 persen. Sedangkan dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, pada bulan Februari 2019 terdapat 21 kota mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi di Tanjung Padan sebesar -0,82 persen, deflasi terendah di Metro sebesar -0,04 persen dan inflasi tertinggi di kota Batam sebesar 0,26%.

Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau pada bulan Februari 2019 sebesar 96,61 atau naik 1,58% dibandingkan Januari 2019. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,21% sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,36% dibanding bulan sebelumnya.

Surplus yang dialami petani ini terutama terjadi pada petani subsektor perikanan (NTNP=113,87), tanaman pangan (NTPP=103,30) dan tanaman perkebunan rakyat (NTPR=93,96).

“Jika dibandingkan dengan 10 Provinsi di Pulau Sumatera, NTP Provinsi Riau menduduki peringkat ke-6, yang mana 7 dari 10 Provinsi di Pulau Sumatera mengalami kenaikan NTP dan yang terbesar terjadi di Provinsi Riau” urai Aden. Sedangkan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Riau naik 1,05 persen dari bulan sebelumnya tambahnya.

Sementara itu kata Aden, nilai ekspor Riau Januari 2019 mencapai US$ 988,89 juta atau turun 16,47 persen dibandingkan Desember 2018 yang mana masih didominasi ekspor non migas sebesar US$ 947,96 juta atau 95,86 persen dari total ekspor Januari 2019. Shareekspor non migas paling besar adalah lemak dan minyak hewan/nabati dengan pangsa ekspor non migas terbesar adalah ke negara Tiongkok.

Untuk impor Riau Januari 2019  mengalami kenaikan 24,14 persen dibanding Desember 2018 yaitu mencapai US$ 142.42 juta. Baik migas dan non migas keduanya mengalami kenaikan impor, namun kenaikan impor non migas jauh lebih besar yaitu 263,25 persen dibanding Desember 2018.

Namun secara keseluruhan share impor non migas masih mendominasi dari total impor yaitu 83,39 persen dengan share impor non migas terbesar adalah pupuk. Dan jika dilihat dari struktur impor menurut penggunaan barang, yang terbesar adalah peran golongan bahan baku/penolong sebesar 85,01 persen serta negara asal atau pangsa impor non migas terbesar adalah dari negara Kanada sebesar 24,26 persen.

“Neraca perdagangan Riau bulan Januari 2019 surplus sebesar US$ 846,47 juta” tandasnya. (MCR)

Halaman :

Berita Lainnya

Index