Facebook dan Twitter Blokir Ribuan Akun Asal Iran

Facebook dan Twitter Blokir Ribuan Akun Asal Iran
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Facebook dan Twitter menghapus ribuan akun palsu, laman, dan grup yang terkait dengan Iran, setelah adanya informasi tentang akun-akun yang berasal dari Iran yang juga dapat mengacaukan politik Amerika Serikat.

Laporan FireEye, mengatakan akun-akun palsu yang seakan-akan berasal dari Amerika dan menyamar sebagai sumber berita tentang Timur Tengah berupaya menyajikan agenda pro-Iran.

Unggahan ditulis dalam bahasa Inggris dan Arab termasuk diskusi tentang politik Amerika dan Inggris, Islam, minoritas Arab, dan pengaruh Arab Saudi.

Salah satu posting mengatakan cara terbaik untuk menghormati jurnalis Saudi yang terbunuh, Jamal Khashoggi, adalah menghentikan pengiriman bantuan kepada koalisi Saudi yang memerangi pemberontak yang didukung Iran di Yaman.

Dikutip harianriau dari laman sindonews, pada Selasa (28/5), perusahaan keamanan siber terkemuka FireEye merilis informasi tentang akun-akun media sosial, yang dibuat antara April 2018 hingga Maret 2019, yang keluar dari Iran dan dengan sengaja menyamar sebagai orang Amerika dan bahkan kandidat Partai Republik untuk Kongres.

Dalam beberapa kasus, para pengguna palsu itu berbicara tentang kebijakan keras pemerintahan Trump terhadap negara Timur Tengah, seperti keputusannya untuk menunjuk unit militer elit Iran sebagai organisasi teroris pada bulan April lalu.


Yoel Roth, kepala integritas situs perusahaan tersebut, mencuit bahwa pada awal Mei, platform media sosial itu “menghapus lebih dari 2.800 akun tidak asli yang berasal dari Iran.”

Walau Roth mencatat akun yang sama yang dilaporkan oleh FireEye, namun Twitter tidak menerima informasi apa pun sebelum menghapus pengguna palsu tersebut.

“Akun-akun ini menggunakan serangkaian persona palsu untuk menargetkan percakapan tentang masalah sosial dan politik di Iran dan secara global,” lanjut Roth dalam sebuah utas (thread) Twitter. “Beberapa terlibat langsung melalui balasan publik dari para politisi, jurnalis, dan lainnya.”

Ini menunjukkan betapa canggih dan luasnya pengaruh online Iran terus berlanjut. Walau sebagian besar orang berfokus pada ancaman Rusia—terutama karena keberhasilannya yang berdampak pada Pemilihan Presiden 2016—namun tindakan-tindakan baru-baru ini memperjelas bahwa ada banyak lagi yang perlu dikhawatirkan menjelang pemungutan suara besar tahun depan.

Jika pemerintah AS dan perusahaan teknologi terkemuka tidak dapat menemukan cara komprehensif untuk mengatasi masalah ini segera, kita semua akan hidup dengan kenyataan baru yang menakutkan di mana disinformasi media sosial dapat mempengaruhi pemilu dengan sangat cepat. 

Halaman :

#Techno

Index

Berita Lainnya

Index