LAMR Serahkan Dua Dokumen untuk Kemajuan Melayu Kepada Gubri

LAMR Serahkan Dua Dokumen untuk Kemajuan Melayu Kepada Gubri

HARIANRIAU.CO - Pimpinan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), beraudiensi dengan Gubernur Riau, Syamsuar. Dalam pertemuan dengan orang nomor satu di Riau itu, LAMR menyerahkan dua dokumen penting untuk kemajuan Melayu Riau. 

Pada pertemuan di ruang kerja gubernur Riau, Senin (10/6/2019), tampak hadir Ketua Umum MKA LAMR Al Azhar, Ketua Umum DPH LAMR Syahril Abubakar, Ketua MKA Raja Yoserizal  Zen, Sekum MKA Taufik Ikram Jamil, dan Sekum DPH Nasir Penyalai. Sedangkan Syamsuar didampingi asisten 1 Sekdaprov Riau Ahmad Syah Harrofie.

"Ini buku grand design tentang rumusan kemajuan budaya Melayu Riau," kata Syahril Abu Bakar menyerahkan bundelan buku kepada Syamsuar. 

Selanjutnya, Taufik Ikram menyerahkan dokumen kurikulum muatan lokal berbasis kurikulum 2013 yang direvisi 2017. Sebelum menyerahkan kurikulum muatan lokal itu, Taufik Ikram menjelaskan, bahwa kurikulum yang diserahkan ini untuk tingkatan SD, SMP dan SMA/sederajat dengannya.

"Kiranya kami juga berharap buku ini bisa dicetak. Kami juga berharap ada kebijakan dari gubernur terkait tunjangan kepada guru muatan lokal," ucap seniman yang biasa disapa TIJ itu. 

Di sisi lain, Al Azhar menerangkan bahwa pihaknya juga sudah menyusun buku pendidikan BMR untuk pegangan guru. Hal ini dapat diunggah di web lamriau.id

"Persoalan yang dihadapi, saat ini ada buku muatan lokal yang dibuat pihak lain namun isinya terkadang tidak sesuai dengan tunjuk ajar Melayu. Karena itu kita berharap buku-buku muatan lokal yang beredar seharusnya sudah terverifikasi oleh LAMR," ungkap Al Azhar. 

Buku pedoman guru untuk muatan lokal yang dibuat LAMR ini, ucap Al azhar lagi, sudah melalui berbagai seleksi dan sesuai dengan tunjuk ajar Melayu. 

"Terima kasih atas kunjungan ini, baik masukannya saya terima terkait kebudayaan maupun pendidikan muatan lokal," kata Syamsuar. 

Soal rencana induk atau grand design pemajuan kebudayaan Melayu Riau, sambung Syamsuar, sangat perlu terutama bagi pengambil kebijakan, yakni kepala daerah. Sehingga orang tahu dengan Melayu, dan apa yang dibuat pengambil kebijakan terhadap kearifan lokal. 

"Saran saya perlu dilakukan seminar, sehingga penerapan kebudayaan Melayu ini mudah diterima seluruh lapisan masyarakat," ucap Syamsuar. 

Sedangkan mengenai kurikulum, Syamsuar mengatakan, memperjelas arah pendidikan di Provinsi Riau.

"Kita akan instruksikan agar muatan lokal dilaksanakan sesuai dengan kurikulum ini," katanya. 

Malah Gubri mengatakan, pihaknya tidak berkeberatan jika nantinya menyurati Menteri terkait muatan lokal ini. (MCR)

Halaman :

Berita Lainnya

Index