Ini Alasan Mengapa Deri Pramana Tidak Melanjutkan Mutilasi Sang Kekasih, Vera Oktaria

Ini Alasan Mengapa Deri Pramana Tidak Melanjutkan Mutilasi Sang Kekasih, Vera Oktaria
Terduga pelaku, Deri Pramana (kanan) dan korban, Vera Oktaria (kiri) saat masih pacaran.

HARIANRIAU.CO -  Di dalam kamar 06, Penginapan Sahabat Mulia, Jl Sungai Lilin, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu, 8 Mei 2019, Prada Deri Pramana dan Vera Oktaria terlibat cekcok.

Pasangan kekasih itu, memang sebelumnya dilanda masalah. Kisah asmara yang bertahun-tahun dirintis, retak oleh tangan kasar Deri Pramana. Vera pernah meminta putus, namun Deri tak rela.

Di penginapan itu, Vera meminta Deri untuk segera menikahinya. Deri galau. Dia baru saja lulus di TNI, dan terikat aturan jika hendak menikah.

Saat Vera terus menuntutnya untuk dinikahi, Deri akhirnya membekap Vera. Deri tak sadar, Vera akhirnya tewas karena bekapan itu.

Dikutip dari laman rakyatku, Komandan Polisi Militer Kodam (Dapomdam) II Sriwijaya, Kolonel CPM Donald Siagian, mengungkap, setelah membekap dan mencekik korban hingga meninggal, Deri sempat duduk di depan kamar penginapan sembari merokok.

Saat itu pikirannya kalut, tentang bagaimana caranya menghilangkan tubuh Vera.

Dia lalu melihat ada gudang. Di dalam gudang itu, dia melihat ada gergaji. Dari situ, timbullah niatnya untuk memutilasi tubuh Vera untuk menghilangkan jejak.

"Pada waktu dia sudah kalut, dia merokok di luar kamar. Di samping kamar itu ada gudang dan terlihatlah ada gergaji sehingga muncul niat memutilasi korban untuk menghilangkan jejak," kata Donald.

Setelah mengambil gergaji itu, Deri belum memutilasi tubuh Vera. Dia justru keluar kamar dan membeli koper di pasar, untuk menyimpan bagian tubuh Vera.

Deri kemudian kembali ke kamar dan memotong tangan korban dengan gergaji.

Saat tangan Vera sudah terpotong, Prada DP mengurungkan niatnya untuk lanjut memutilasi Vera. Itu lantaran diselimuti rasa takut.

Tak hanya itu, pelaku teringat akan sosok korban yang merupakan kekasihnya ini, sehingga membatalkan niatnya untuk lanjut memutilasi.

Rasa sayang pelaku pada korban yang masih tersimpan, diduga menjadi penyebab batalnya rencana mutilasi.

Deri kemudian keluar kamar dan pergi meninggalkan korban.

"Dia teringat lagi dengan korban dan masih sayang, akhirnya dibatalkan. Lalu pelaku keluar kamar dan pergi. Itu pemeriksaan sementara," ungkapnya.

Deri berhasil diamankan Den Intel Kodam II Sriwijaya dan Denpom II/4 di padepokan Monghiang, yang dipimpin Abuya Haji Sar'i di Serang Banten, Kamis (13/6/2019).

"Yang bersangkutan, pada tanggal 8 Mei meninggalkan penginapan Sahabat Mulia Sungai Lilin dan langsung menuju Lampung dengan menggunakan bus. Namun di tengah perjalanan dia sempat berbincang dengan penumpang di sebelahnya, dan mengatakan kalau ingin mempelajari agama lebih mendalam," ucap Kapendam II Sriwijaya Kol Inf Djohan Darmawan, didampingi Danpomdam Kol CPM Donald Siagian dan Asintel Kasdam II Sriwijaya Kol Inf Safta F.

Lanjutnya, orang tersebut lantas mengarahkan Deri untuk pergi ke padepokan Monghiang di Serang Banten.

Sesampainya di padepokan, kehadiran Deri langsung disambut baik oleh Abuya Haji Sar'i sebagai pemimpin padepokan.

"Pemimpin padepokan tersebut tidak tahu kalau orang itu selama ini kita cari-cari," ucapnya.

Terhitung sejak kasus ini terjadi, pihak Kodam II Sriwijaya terus melakukan pengejaran.

Termasuk dengan mengumpulkan informasi dari keluarga Vera dan Deri.

"Kita tracking dan akhirnya kita mendapat informasi bahwa Deri ada komunikasi dengan bibinya. Inilah yang menjadi awal mengungkap kasus ini. Kami terus berupaya melakukan penangkapan terhadap saudara Deri berkat upaya dari petugas dari kodam II Sriwijaya," tuturnya.

Saat diamankan, sama sekali tidak ada perlawanan dari Deri.

"Atas perintah Pangdam, Deri segera kita bawa ke Palembang untuk segera diproses," ujarnya.

Untuk sementara, Deri ditahan di sel Mako Pomdam II Sriwijaya jalan Merdeka.

Mendengar pembunuh putrinya tertangkap, ibu kandung Vera, Tini langsung sujud syukur.
 

Halaman :

Berita Lainnya

Index