Derita Demam Tinggi, Cacing Keluar dari Hidung Anak Warga Pekanbaru

Derita Demam Tinggi, Cacing Keluar dari Hidung Anak Warga Pekanbaru
Cacing pita yang banyak bersarang pada tubuh manusia bila tak menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

HARIANRIAU.CO - Peserta sosialisasi Infeksi Nematoda Usus Dosen Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Riau (UIR) dibuat geger. 

Dikutip harianriau dari laman riausky, salah seorang peserta dari kaum ibu mengakui kalau cacing keluar dari hidung anaknya saat mengalami infeksi cacingan dan tubuhnya mengalami panas. 

''Cacing pun keluar dari hidung anaknya,'' Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat Prodi Pendidikan Biologi FKIP UIR, Nurul Fauziah.

Dikatakan Fauziah, seperti dilansir dai tribunpekanbaru, ada banyak gejala yang muncul ketika anak atau anggota keluarga mengalami gejala cacingan. Di antaranya  adalah mual, pusing hingga muntah. 

Bahkan cacingan parah bisa menyebabkan penyakit seperti anemia hingga kehilangan nutrisi makanan dari usus anak-anak.

"Jadi cacingan berbahaya bagi anak, mereka bisa saja kekurangan gizi. Bahkan ada juga yang kesulitan belajar karena cacingan," paparnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, mereka mengajak para orangtua untuk lebih peduli terhadap kesehatan anak, agar tidak cacingan.

Mereka juga menyampaikan berbagai jenis cacing yang bisa menginfeksi usus.

Nurul menyebut bahwa banyak orangtua tidak menyadari penyebaran cacing dengan mudah.

Satu penyebaran lewat makanan minuman dan tanah.

"Bahkan kuku anak yang panjang bisa menjadi sarang cacing," paparnya.

Oleh sebab itu, Nurul bersama rekan-rekannya juga memaparkan upaya pencegahan dari cacingan.

Caranya menjaga kebersihan.

Kemudian minum obat cacing maksimal satu kali enam bulan atau minimal satu kali setahun.

"Minum obat cacing tidak cuma anak-anak, orang dewasa juga bisa kena cacingan," terangnya.

Para warga yang hadir sangat antusias dengan pemaparan dari Nurul dan rekannya.

Mereka menilai materi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi warga.

Sosialisasi ini digelar pada 15 Juni 2019 lalu di RT 03/ RW 03, Gang Matador II, No 75, Jalan Pahlawan Kerja, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.

Mereka menyasar 50 warga di kawasan tersebut.

Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi FKIP UIR.

"Ini adalah satu bentuk tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat," papar Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat Prodi Pendidikan Biologi FKIP UIR, Nurul Fauziah kepada Tribun, Rabu (26/6/2019).

Menurutnya, kebanyakan yang ikut dalam sosialisasi adalah kaum ibu.

Pada kegiatan juga hadir sejumlah dosen yang masuk dalam kelompok pengabdian kepada masyarakat yakni Iffa Ichwani Putri, Tengku Idris, Fitriyeni dan satu mahasiswa, Fadheela Salsabyla.

Halaman :

Berita Lainnya

Index