Unri Dukung Pengelolaan di Bidang Perikanan dan Kelautan Berkelanjutan

Unri Dukung Pengelolaan di Bidang Perikanan dan Kelautan Berkelanjutan
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Prof Dr Sujianto MSi, memukul gong saat membuka kegiatan seminar, Kamis 12 September 2019.

HARIANRIAU.CO - Mengusung tema “Inland and marine fisheries exploration for better future walfare”, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau (FPK Unri) gelar seminar Internasional dan nasional Perikanan dan Kelautan ke-8. Seminar ini diharapkan mampu mensinergikan para stakeholders perikanan dan kelautan dalam pembangunan perikanan Indonesia.

Seminar yang dilaksanakan Kamis (12/9/2019) di Zuri Hotel Pekanbaru tersebut menghadirkan narasumber, yakni Dr Christopher Marlowe A Caipang, Western Philippines University Philippines, Dr Sonja Kleinertz, DAAD Long Term Lecturer Germany, Dr Orapint Jintasataporn, Kasetsart University Thailand, Prof Ts Dr Sharifudin Md Shaarani, Universiti Malaysia Sabah Malaysia, Dr Nursyirwani MSc, Universitas Riau.

Dalam sambutannya saat membuka acara Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Prof Dr Sujianto MSi menyebut, pertemuan para pakar perikanan nasional dan internasional yang diadakan setiap tahunnya ini yang digelar dalam bentuk seminar tersebut adalah untuk bertukar informasi pengetahuan, pengalaman, diskusi,  koreksi, saran dan koordinasi dalam kegiatan penelitian maupun pengelolaan ikan antar para pakar, peneliti, praktisi, pemerhati, dan pengambil kebijakan demi meningkatkan potensi, pengembangan dan pemanfaatan ikan di Indonesia secara berkelanjutan serta meminimalkan kepunahan ikan di Indonesia.

Karena menurutnya pada lingkup perikanan dan kelautan, Indonesia masih menjadi pemain utama dan menduduki peringkat kedua terbesar setelah Cina. Sementara perikanan darat masih menduduki urutan nomor ke-7. “Ketidakseimbangan tersebut, bukan suatu hal yang signifikan, namun butuh sentuhan teknologi untuk mendongkrak perikanan darat,” ujarnya.

Oleh sebab itu, peran penting Universitas dalam meningkatkan penelitian perikanan dan kelautan untuk mengelola, melestarikan dan mengelola keberlanjutan sumber perikanan sangat penting. "Semoga kegiatan ini akan mampu menghasilkan suatu yang bernilai positif bagi bidang perikanan dan keluatan di Indonesia," ungkapnya.

Sementara Dekan FPK Unri Prof Dr Ir Bintal Amin MSc, menjelaskan bahwa Kelautan dan air tawar merupakan potensi yang luar biasa, bahkan lebih di masa depan, untuk berkontribusi secara signifikan untuk keamanan makanan dan nutrisi yang cukup untuk populasi dunia yang mencapai 9, 7 miliar pada tahun 2050.

"Sektor perikanan air tawar dan kelautan, dikenali sebagai ruang pendapatan yang dapat menghasilkan serta dapat menjadi generator pekerjaan karena merangsang pertumbuhan anak perusahaan industri," kata Dia.

Lebih lanjut Bintal menyampaikan, dua pertiga dari pasokan ikan berasal dari tangkapan nelayan dan sepertiga berasal dari usaha perikanan atau akuakultur. Dalam beberapa dekade terakhir, produksi tangkapan nelayan dinilai tetap stabil. Sementara untuk pengembangan pada sektor perikanan mengalami peningkatan produksi. Produksi sektor perikanan tertinggi diraih oleh Negara Cina dengan produksi 63631 juta ton, sementara Indonesia pada posisi kedua dengan produksi 16581 juta ton.

“Permintaan akan makanan ikan terus meningkat karena kenaikan dari populasi dunia, yaitu kesehatan dan nutrisi makanan. Diseluruh dunia, lebih dari 1 juta orang mengatakan ikan adalah sumber protein utama mereka dan 20 persen dari populasi dunia setidaknya asupan protein hewani mereka berasa dari ikan. Karena permintaan produk dari perikanan dan kelautan yang mengalami peningkatan, industrialisasi dan diversifikasi dan praktek perikanan karena itu menjadi jalan rekomendasi untuk memenuhi permintaan skala besar tersebut,” terang Bintal.

Dia menambahkan, Indonesia mempunyai tujuan nasional pada perikanan dan kelautan untuk mengelola, melestarikan dan mengelola keberlanjutan sumber perikanan. Untuk berkontribusi dan memastikan keamanan pangan masyarakat dan pengembangan sosial ekonomi untuk meningkatkan mata pencarian masyarakat dan kemakmuran bangsa.

"Oleh sebab itu, Universitas mempunyai tanggung jawab moral untuk mendukung program pemerintah. Hasil belajar dan teknologi yang dihasilkan oleh universitas harus relevan dengan skill dan kemampuan yang dibutuhkan industri," pungkasnya.

sumber: mediacenter.riau.go.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index