Kepala BNPB Beri Kuliah Umum di Unri

Kepala BNPB Beri Kuliah Umum di Unri

HARIANRIAU.CO - Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Munardo memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa di Gedung Sultan Balia Fakultas Sosial Politik Kampus Universitas Riau (Unri), Selasa (5/11/19).

Tema yang diusung pada pertemuan ini, yakni solusi permanen bencana asap. Hadir kesempatan ini, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, Kepala Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead, Danrem 031/WB Brigjen TNI Muhammad Fadjar, Rektor Unri Prof Aras Mulyadi serta berbagai undangan lainnya. 

Di antara paparan Kepala BNPB ini menyatakan untuk mencegah agar persoalan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di masa akan datang, perlunya komitmen semua pihak, dan tanpa membebankan tanggung jawab kepada pemerintah saja. 

"Perlu komitmen bersama agar Karhula ke depan tak lagi terjadi. Peran mahasiswa sangat penting dalam merubah perilaku. Tanpa adanya kemauan kuat dalam merubah paradigma agar tak lagi membakar, tidak mungkin," kata Doni, yang juga mantan Danjen Kopassus ini.

Kemudian pemerintah sendiri melalui pihak terkait terus berupaya melakukan pencegahan dengan memberikan jalan agar paradigma membuka lahan dengan cara membakar tidak lagi terjadi, dengan menyediakan peralatan pertanian yang dibutuhkan kepada masyarakat. 

Hal ini menurut Doni, tentu tidak bisa dilakukan dengan mudah seperti membalikan telapak tangan. Tetapi dengan semangat dan komitmen bersama, tentu sangat mungkin diwujudkan, agar persoalan bencana asap yang disebabkan dari Karhutla tidak lagi terjadi nanti.

Diantara langkah yang diupayakan dalam langkah pencegahan Karhutla, dengan membuat skat kanal, embung melalui Badan Restorasi Gambut (BRG).

Daerah gambut yang berpotensi terjadi Karhutla, terutama ketika musim kering banyak terjadi di Riau. Bahkan gambut di Riau ini ada yang memiliki kedalaman mencapai 20 meter lebih.

Karena itu, kodrat gambut yakni basah, berair harus tetap berjalan. Jika kering, maka potensi kebakaran ketika musim kering sangay rentan terjadi Karhutla. 

"Pusat sendiri melalui BRG berupaya mengembalikan kodrat itu melalui BRG. Diantaranya dengan membuat skat skat kanal agar gambut tetap berair. Begitu juga melalui kemeterian terkait seperti perkebunan dan pertanian," papar Doni. 

sumber: mediacenter.riau.go.id/gil

Halaman :

Berita Lainnya

Index